BUMN operator bandara, PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II mencatatkan kerugian Rp 1,6 triliun pada semester I 2021.
Mengutip laporan keuangan AP II yang dipublikasikan di Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (22/8/2021), kerugian ini bertambah Rp 719 miliar dalam setahun dibandingkan kerugian di semester I 2020 sebesar Rp 887 miliar.
Kerugian yang bertambah ini seiring dengan turunnya pendapatan perusahaan. Hingga 30 Juni 2021, total pendapatan perusahaan Rp 2,77 triliun atau turun 13,69 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 3,21 triliun.
Total AP II dari pendapatan aeronautika Rp 942 miliar atau turun 29 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 1,34 triliun. Pendapatan nonaeronautika Rp 1,835 triliun atau turun 2,1 persen dibandingkan periode sama sebelumnya Rp 1,875 triliun.
Total beban usaha AP II selama setahun naik 0,38 persen dari Rp 3,60 triliun menjadi Rp 3,61 triliun. Rincian total beban usaha yaitu beban pegawai naik dari Rp 1,066 triliun menjadi Rp 1,083 triliun, beban operasional bandara naik dari Rp 2,138 triliun menjadi Rp 2,177 triliun.
Lalu beban umum dan administrasi turun dari Rp 378 miliar menjadi Rp 338 miliar. Beban pemasaran juga turun dari Rp 7,58 miliar menjadi Rp 5,80 miliar. Beban lain-lain naik turun dari Rp 30,4 miliar menjadi Rp 30,2 miliar.
Total liabilitas juga naik dari Rp 23,1 triliun menjadi Rp 23,7 triliun selama setahun. Total liabilitas berasal dari liabilitas jangka pendek Rp 6,85 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 16,90 triliun.
Sementara total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 19,63 triliun. Total jumlah aset AP II turun dari Rp 44,4 triliun menjadi Rp 43,5 triliun dalam setahun.