ASPEK.ID, JAKARTA – Pemerintah Australia dilaporkan membatalkan perjanjian dagang Belt and Road Initiative (BRI) dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau China.
Perjanjian tersebut sebelumnya ditandatangani oleh China dan Victoria, negara bagian terbesar dan terkaya kedua di Australia pada Oktober 2018 lalu.
Perjanjian yang ditandatangani Departemen Pendidikan Victoria dengan Suriah pada 1999 dan Iran pada tahun 2004 juga dibatalkan.
Victoria menjadi satu-satunya pemerintah di Australia yang menandatangani inisiatif infrastruktur global ala Presiden China Xi Jinping.
Dilansir dari CNN, pembatalan ini meningkatkan ketegangan perdagangan dan diplomatik antara China dan Australia.
Sebagai bagian dari visi Xi untuk pertumbuhan ekonomi masa depan China, perjanjian dimaksudkan untuk membangun koridor perdagangan baru antara Eropa dan Asia, mengikuti jalur jalur sutra bersejarah.
Sementara negara-negara lain yang telah bergabung dengan BRI telah menerima pendanaan berskala besar dari Beijing.
Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan pemerintah federal telah mengevaluasi lebih dari 1.000 kesepakatan antara negara bagian dan teritori Australia dan pemerintah asing.
“Saya menganggap empat perjanjian ini tidak konsisten dengan kebijakan luar negeri Australia atau merugikan hubungan luar negeri kita,” kata Payne dalam pernyataannya.
Namun kedutaan besar China di Australia mengecam pembatalan tersebut dalam sebuah pernyataan. Mereka mengungkapkan ketidaksenangan yang tegas dari Beijing.
“Ini adalah langkah tidak masuk akal dan provokatif lainnya yang diambil oleh pihak Australia terhadap China. Ini lebih lanjut menunjukkan bahwa pemerintah Australia tidak memiliki ketulusan dalam meningkatkan hubungan China-Australia,” kata pernyataan itu.
Mereka menambahkan bahwa pembatalan hanya semakin merusak hubungan antara kedua negara. China dan Australia sudah berada di tengah krisis diplomatik yang memburuk.
Sebelumnya, Australia menyerukan penyelidikan internasional mengenai asal-usul Covid-19 pada April 2020.
Sejak itu, jutaan dolar impor Australia mengalami kesulitan memasuki pasar China, termasuk kayu, daging sapi, dan beberapa jenis batu bara.
Pada Maret, pemerintah China mengkonfirmasi bahwa anggur Australia akan dikenakan tarif hingga 218 persen selama lima tahun karena tuduhan dumping dan kerusakan pasar.
Secara keseluruhan, investasi China di Australia turun 62 persen pada 2020, turun menjadi hanya US$775 juta.