ASPEK.ID, JAKARTA – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) akan segera merealisasikan akuisisi berbagai alutsista modern secara bertahap mulai tahun 2021 hingga 2024 mendatang.
Hal itu merupakan lanjutan penjajakan ke berbagai negara yang dilakukan sebelumnya oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto beberapa waktu lalu, termasuk AS dan Prancis.
Menurut dokumen pertemuan Rapat Pimpinan Angkatan Udara, Indonesia akan memborong 36 jet tempur Rafale dan delapan F-15EX. Dari 44 jet tempur yang akan dibeli, enam di antaranya diharapkan tiba pada tahun 2022.
“Beberapa di antara alutsista tersebut adalah pesawat multi-role combat aircraftF-15 EX dan Dassault Rafale, Radar GCI4, pesawat berkemampuan Airborne Early Warning, pesawat tanker Multi Role Tanker Transport, pesawat angkut C-130 J, UCAV berkemampuan MALE dan berbagai alutsista lainnya,” kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo dalam keterangan resminya, Jumat (19/2).
Jet tempur F-15EX merupakan produk dari perusahaan dirgantara, Boeing. Dilansir dari situs Boeing via CNBC, F-15EX menyelesaikan penerbangan pertama pada 2 Februari 2021.
Varian modern dari F-15 ini juga mencakup kontrol penerbanganfly-by-wire, kokpit digital baru, radar AESA modern dan ADCP-II, dan diklaim beroperasi dengan komputer misi tercepat di dunia.
F-15EXmenampilkan sistem peperangan elektronik Eagle Passive/Active Warning dan Survivability System untuk meningkatkan efektivitas misi dan kemampuan bertahan bagi operator.
Boeing juga mempromosikan kecanggihan radar dan sensor jet tempurF-15EX, di mana menghadirkan rangkaian peperangan elektronik terintegrasi untuk memberikan spektrum perlindungan penuh sambil memungkinkan keterlibatan dominan dari ancaman baru dan yang muncul.
F-15EX diklaim menampilkan kokpit abad ke-21, menyediakan akses waktu nyata terkait informasi medan perang dan meningkatkan pemahaman pilot tentang lingkungan mempercepat pengambilan keputusan saat bertempur.
Selain itu Boeing menyebut F-15EX menghadirkan arsitektur Sistem Misi Terbuka untuk memungkinkan penyisipan, teknologi digital yang cepat. []