ASPEK.ID, JAKARTA – Jumlah tumpahan minyak dari sumur YYA-1 Blok Off North West Java (ONWJ) di Pantai Utara Jawa yang telah berhasil dikumpulkan mencapai 13.427 barel.
PT Pertamina (Persero) mengaku tumpahan minyak yang terjadi di laut Karawang itu tidak terlalu berdampak banyak terhadap keuangan perusahaan dan dampaknya sudah dilindungi asuransi.
“Keuangan sampai saat ini belum lihat berpengaruh secara signifikan. Kita memiliki asuransi yang bisa melindungi resiko baik dari sisi anjungan, sumur dan potensi tuntutan pihak ketiga,” kata Direktur Keuangan PT Pertamina Pahala Mansury, Senin (26/8/2019).
Dikatakannya, PT Pertamina akan terus memantau dampak dari tumpahan minyak tersebut. Pertamina juga melakukan pengeboran relief well YYA untuk menyelesaikan tumpahan minyak.
Sebelumnya, tumpahan minyak dan gelembung gas menyebar di garis pantai laut utara Jawa sejak 12 Juli 2019 saat dilakukan re-entry dari drilling activity di sumur YYA 1.
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengatakan bahwa gelembung gas terjadi di sekitar anjungan lepas pantai YYA, Blok Migas Offshore North West Java (ONWJ) yang terletak sekitar 2 kilometer dari Pantai Utara Jawa, Karawang.
PHE ONWJ membutuhkan waktu minimal 6 bulan untuk mengatasi dampak sosial dan lingkungan dari tumpahan minyak di anjungan YYA-1 Karawang dan saat ini sedang fokus untuk menanggulangi tumpahan minyak dan mengisolasinya agar tak meluas ke lepas pantai.
Antisipasi dilakukan dengan cara mengebor relief well (sumur YYA-1 RW) agar secepatnya bisa menghentikan gelembung gas dan minyak tumpah yang terjadi di sekitar sumur YYA-1.