Perayaan Natal di Arab Saudi dilaporkan berlangsung semakin terbuka dalam beberapa tahun terakhir.
Dekorasi pohon dan pernak-pernik khas Natal makin banyak dipajang di sejumlah mal-mal hingga kafe Arab Saudi, terutama di Ibu Kota Riyadh. Beberapa sosok badut Santa Claus juga terlihat mondar-mandir dan menghibur warga di sejumlah ruang publik di Riyadh dan beberapa kota lainnya.
The Guardian melaporkan mal dan banyak kafe di Riyadh semakin tak segan memasang pernak-pernik seperti perada, tongkat permen, topi santa, hingga pohon cemara dan salju palsu untuk menyemarakkan suasana Natal di ibu kota. Media lokal Saudi juga melaporkan sosok Santa Claus juga terlihat di beberapa ruang publik di kota Khobar.
Beberapa hotel bintang lima dan perusahaan katering swasta juga menawarkan makan malam khusus Natal. Kadang-kadang Santa Claus muncul, demikian dikutip Arab News.
Umat Kristen di Saudi juga tak perlu lagi membeli pohon Natal di pasar tradisional secara sembunyi-sembunyi. Warga asal Lebanon yang tinggal di Saudi, Alia Obaidi, menyaksikan ‘wajah baru’ kerajaan yang tampak semakin moderat.
Di tahun-tahun sebelumnya, Obaidi mengaku harus membeli pohon secara sembunyi di pasar tradisional. Kini, dia dapat menjumpai pohon Natal beserta pernak-perniknya di mal atau toko besar lainnya.
“Anda memang tidak melihat pohon dengan segala hiasannya di ruang publik,” katanya dikutip dari cnnindonesia, Selasa (27/12/2022).
“Tapi Anda bisa melihat pohon yang dijual dengan dekorasi Natal di dalam kotak-kotak. Pesannya adalah aman untuk mengakui Natal. Jadi ini adalah perubahan besar,” ujar Obaidi seperti dikutip The Guardian.
Sejak Mohammed bin Salman (MbS) menjadi putra mahkota, Natal di negara kelahiran Islam tak lagi tabu. Ia melakukan sederet gebrakan, termasuk merevisi aturan agama, sesuai Visi 2030.
Dalam Visi 2030, MbS mengizinkan perayaan agama, festival musik, dan festival lain. Pengamat menilai, berdasarkan visi tersebut Saudi memang melonggarkan norma dan budaya demi ekonomi.