ASPEK.ID, JAKARTA – Pemerintah DKI Jakarta melakukan penandatanganan perjanjian kejasama (PKS) proyek pengelolaan sampah di Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, Jakarta Utara dengan Badan Usaha Milik Daerah BUMD melalui PT Jakarta Propertindo, Rabu, 16 Oktober 2019.
Pada kesempatan itu juga ditandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) atau PPA (Power Purchase Agreement) antara PT PLN (Persero) dengan PT Jakarta Solusi Lestari (JSL).
PT JSL merupakan perusahaan patungan antara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan perusahaan Finlandia, Fortum. Dalam perjanjian itu, nilai listrik yang dijual ITF Sunter senilai US$11,88 sen per kWh.
Direktur Utama Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto mengatakan bahwa, sesuai Pergub No 33 Tahun 2018, Jakpro diamanatkan untuk melaksanakan proyek ITF sebagai upaya bersama untuk mengurangi masalah sampah kota.
“Proyek pertama itu, ITF Sunter mampu mengubah sampah menjadi energi listrik 35MW dari material 2.200 ton sampah perhari,” kata Dwi.
Nilai listrik yang dijual ITF Sunter senilai US$11,88 sen per kWh dari fasilitas yang dibangun setelah negosiasi antar pihak dan sumber pendanaan dirampungkan.
“Pekerjaan konstruksi dimulai dengan land clearing pada Juni 2019. Dilanjutkan dengan pekerjaan awal konstruksi sipil, pile loading test dan land development. Pada fase ini, Jakpro mendapat fasilitas pembiayaan dari Bank DKI sehingga proses pekerjaan berjalan sesuai rencana,” sebut Dwi.
Jakpro juga mengapresiasi PT PLN serta dukungan Kementerian ESDM dalam upaya mewujudkan pembangunan ITF Sunter. Sampah Jakarta 7.500 ton per hari. ITF Sunter bisa mengolah sampah 2.200 ton per hari. Pelaksanaan tugas ini untuk wujudkan wajah baru Jakarta yang bersih dan bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, kolaborasi yang terjalin antara Pemprov DKI dengan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini diharapkan dapat mengatasi segala persoalan sampah di Jakarta.
“Kepentingan kita memastikan kota ini bersih dari sampah. Saya harap PT Jakpro dan Dinas Lingkungan Hidup DKI dapat berkolaborasi. Insya Allah, persoalan sampah di Jakarta ujungnya bisa terselesaikan,” ujarnya di lokasi, Selasa (16/10).
Pelaksana Tugas (Plt) Dirut PT PLN (Persero), Sripeni Inten Cahyani mengharapkan, kerja sama ini dapat mengatasi persoalan sampah di Ibukota. Selain itu, ITF Sunter juga diharapkan menjadi contoh bagi daerah-daerah lain dalam mengelola sampah dengan kapasitas 35 megawatt.
“Kami PLN siap mendukung kebijakan pemerintah untuk pengelolaan lingkungan di Jakarta,” katanya.
Sekedar diketahui, ITF Sunter ini nantinya mampu mengubah sampah menjadi energi listrik sebesar 35 megawatt dari 2.200 ton sampah per hari.
Selama ini, per harinya DKI Jakarta menghasilkan sampah sekitar 7.500 ton. ITF Sunter direncanakan mulai beroperasi di 2022 mendatang dan terhubung dengan Gardu Induk Kemayoran melalui jalur transmisi 150kV sepanjang 2,2 kilometer.