ASPEK.ID – Saat melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Tengah, Jum’at (20/9/2019), Kepala BNPB Letjen Doni Monardo memberikan ceramah perihal karhutla serta kewajiban menjaga keseimbangan hidup, hubungan sesama manusia, hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan alam.
Doni menegaskan kebakaran hutan dan lahan 99 persen akibat ulah dan perbuatan manusia. Oleh karenanya, sebagai umat beragama, yang diberi tanggungjawab menjaga alam adalah menghentikan segala aktifitas yang bisa merusak alam. Kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan malapetaka asap mengancam generasi penerus.
“Inilah salah satu penyebab stunting. Anak-anak tak bisa masuk kelas di sekolah untuk mendapatkan pendidikan. Kantor-kantor pelayanan terpaksa diliburkan,” ungkap mantan Komandan Paspampres ini.
Kerugian kebakaran hutan dan lahan juga mencengangkan. Pada tahun 2015 setidaknya sebesar 16,1 miliar dollar AS. Asap tebal mengganggu transportasi udara. Banyak penerbangan ditunda atau dibatalkan. Sementara transportasi darat, sungai, danau dan laut terjadi beberapa kasus kecelakaan yang menyebabkan hilangnya nyawa dan harta benda. Margasatwa merana.
Kepada masyarakat Kalimantan Tengah Doni mengajak untuk mengubah pola hidup dengan mengedepankan menjaga keseimbangan alam.
“Pemerintah akan mendukung dan membantu agar masyarakat mendapatkan kehidupan yang lebih baik dengan alam yang tetap terjaga,” kata Doni seraya menambahkan pentingnya ekonomi kesejahteraan dengan tetap menjaga dan merawat lingkungan.
Solusi pentahelix yang ditawarkan Letjen Doni sepatutnya segera terwujud cepat jika dibarengi kemauan keras para pemimpin di daerah yakni gubernur, bupati dan semuanya untuk bergotong royong melakukan pencegahan. Maka sejak hari ini dan ke depan pembakaran lahan dan hutan mesti ditiadakan di atas bumi ini dengan alasan apapun.
Terkait kebakaran hutan dan lahan, Menko Polkam Wiranto menyampaikan konsep pencegahan dalam Rakorsus Tingkat Menteri pembahasan mengenai Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2019 pada 13/9 lalu. Wiranto mengatakan, bahwa ia baru baru saja “dibisiki” oleh Kepala BNPB, bahwa ada ide menarik mencegah kebakaran hutan.
“Rata rata yang melakukan pembakaran hutan dan lahan adalah warga miskin, baik yang dibayar maupun karena membuka lahan atas inisiatif sendiri demi mendapatkan penghasilan. Nah ke depan, warga yang membakar itu, kita yang bayar dengan tugas baru menjaga dan mencegah kebakaran. Kan banyak dana dana dan anggaran, semua kita maksimalkan ke warga agar mereka menjaga jangan terjadi kebakaran. Tahapan selanjutnya menciptakan lapangan kerja baru buat mereka untuk beralih dengan tidak menanam tanaman yang pembukaan lahannya dibakar.
Intinya menciptakan kesejahteraan buat rakyat di lokasi yang kerap terbakar atau dibakar. BNPB akan siapkan anggaran untuk hal itu. Ini pemikiran baik dan mesti kita jadikan perhatian,” ujar Wiranto.
Usai shalat Jumat, Doni yang didampingi Mayjen Pur Komaruddin Tenaga Ahli BNPB, Dody Ruswandi, Widyaiswara BNPB, Kolonel Budi Irawan Korspri Ka BNPB dan M Hasyim Asrot Ka BNPB berkunjung ke Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) Nyaru Menteng Komplek Arboretum Nyaru Menteng, Jl. Tjilik Riwut Km 28,, Tumbang Tahai, Bukit Batu, Kota Palangka Raya.
“Bukan hanya manusia yang terdampak. Tapi semua ekosistem flora fauna dan cagar biosfer ikut berduka. Tugas kita semua bekerja keras, bergotong royong menyelematkan hal ini, termasuk orang utan ini,” pungkas Doni sebagaimana dipaparkan Staf Khusus BNPB Egy Massadiah.