ASPEK.ID, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) dan PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum, menandatangani Joint Venture Development Agreement (JVDA) untuk membangun perusahaan patungan pabrik pengolahan bahan baku utama aluminium yakni Calcined Petroleum Coke (CPC) atau yang dikenal juga dengan kokas.
Nota kerjasama kedua perusahaan pelat merah tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Direktur Utama Inalum, Orias Petrus Moedak di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (9/12/2019).
Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, kerjasama ini merupakan bentuk sinergi BUMN dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk Green Petroleum Coke (GPC) yang dihasilkan Pertamina menjadi Calcined Petroleum Coke (CPC) yang menjadi bahan baku utama blok anoda dalam proses peleburan aluminium di Inalum.
“Secara bisnis kerjasama ini akan memberikan nilai tambah dan manfaat yang besar baik bagi Pertamina maupun Inalum,” ujar Nicke dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Dijelaskannya, saat ini Pertamina mempunyai unit produksi Green Petroleum Coke (GPC) di unit produksi II Kilang Minyak Dumai dengan kapasitas produksi sebanyak 360.000 ton per tahun yang mampu memberikan jaminan suplai GPC sebagai bahan baku utama CPC.
“GPC yang dihasilkan Pertamina RU II Dumai memiliki keunggulan kualitas tinggi dengan kandungan sulfur di bawah 1% (low sulphur) sehingga lebih ramah lingkungan. Saat ini GPC Dumai masih dijual sebagai raw material untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor,” imbuh Nicke.
Pabrik ini rencananya ditargetkan selesai dibangun dan beroperasi pada tahun 2022. Setelah penandatangan kerjasama ini, akan dilanjutkan dengan AMDAL, persiapan EPC serta konstruksi ditargetkan mulai dilakukan pada triwulan III 2020.
“Pembangunan pabrik patungan ini diharapkan akan membuka lapangan kerja baru sehingga mampu menyerap tenaga kerja lokal terutama di wilayah Sumatera. Selain itu, sinergi ini dapat mendukung program pemerintah dalam memperbaiki defisit neraca perdagangan melalui penurunan impor CPC yang selama ini dilakukan oleh Inalum,” jelas Nicke.