ASPEK.ID, JAKARTA – Kerumunan massa yang terjadi di Pasar Tanah Abang, DKI Jakarta tentu membuat kita lebih mawas diri terhadap laju penyebaran Covid-19.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat lebih 100 ribu orang mengunjungi Pasar Tanah Abang. Masyarakat ramai-ramai menyerbu pusat perbelanjaan di kawasan itu.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut bahwa terjadi lonjakan pengunjung lebih dari dua kali lipat di Pasar Tanah Abang pada akhir pekan ini.
“Ada lonjakan jumlah pengunjung dari sebelumnya 35 ribu menjadi 87 ribu dan hari ini data sementara diperkirakan sekitar 100 ribu pengunjung,” kata Anies saat mengunjungi Pasar Tanah Abang, Minggu (2/5).
Kondisi tersebut sekilas terlihat mirip di India. Warga India terlihat aceh tak acuh terhadap Covid-19 dan kini mereka sedang menderita akibat masalah yang selama ini mereka sepelekan.
Di satu sisi, Pemerintah kita juga seharusnya lebih tegas dan mengantisipasi kerumunan massa seperti yang terjadi hari ini di Pasar Tanah Abang, sebelum semuanya menjadi terlambat.

Diketahui, Covid-19 sedang mengganas di bumi ‘Bollywood’ dimana ratusan ribu kasus aktif bertambah setiap harinya.
India mencatat lebih dari 400.000 kasus COVID-19 baru untuk pertama kalinya. Pihak berwenang melaporkan 401.993 kasus baru dalam 24 jam sebelumnya, setelah 10 hari berturut-turut lebih dari 300.000 kasus harian.
Lonjakan infeksi telah membanjiri rumah sakit, kamar mayat, dan krematorium, serta membuat banyak keluarga berebut untuk mendapatkan obat-obatan dan oksigen.
“Apa yang kami saksikan di India jelas merupakan dampak dari banyaknya orang yang lengah,” kata Udaya Regmi, Kepala Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah untuk Asia Selatan.
“Pada satu titik, gelombang pertama hampir terkendali dan orang-orang perlahan berhenti melakukan langkah-langkah dasar melindungi diri, seperti mengenakan masker.”
Rasa puas diri tidak hanya dipicu oleh kelelahan akibat pandemi, menurut ahli virus Vineeta Bal. Para pemimpin politik dan agama yang secara terbuka meremehkan bahaya pandemi dan menyerukan pertemuan massal juga berperan dalam tsunami COVID-19 India.
Terlepas dari banyaknya jumlah kasus infeksi, pemerintah justru mengizinkan ratusan ribu umat Hindu menghadiri Kumbh Mela, acara keagamaan terbesar di India.
Kondisi juga diperparah ketika Partai BJP yang berkuasa mengadakan pertemuan besar. Pada salah satu acara serupa di negara bagian Benggala Barat, Perdana Menteri Narendra Modi malah berterima kasih kepada kerumunan dan mengatakan dia belum pernah melihat kerumunan sebesar itu dalam acara kampanye.
“Kepuasan itu telah menjadi bumerang,” kata Bal yang bekerja di National Institute of Immunology.

Update Covid-19 RI
Kasus pasien terkonfirmasi positif virus Corona atau Covid-19 di Indonesia hingga Minggu (2/5) bertambah sebanyak 4.394 kasus baru.
Pada Sabtu (30/4) kemarin, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 tercatat sebanyak 5.512 kasus dan ini berarti mengalami peningkatan.
Penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terbanyak terjadi pada Sabtu (30/1) sebanyak 14.518 kasus, tertinggi sejak pandemi melanda Tanah Air pertama kali pada 2 Maret 2020 lalu.
Berdasarkan data terbaru di laman Covid19.go.id, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga saat ini telah mencapai 1.677.274 kasus.
Sementara itu, sebanyak 3.740 pasien dinyatakan berhasil sembuh sehingga total pasien sembuh saat ini menjadi 1.530.718 pasien.
Sedangkan jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia bertambah sebanyak 144 orang dan total pasien yang meninggal kini menjadi menjadi 45.652 orang.
Sementara itu Worldometers mencatat hingga Minggu (2/5) pagi, Covid-19 telah menginfeksi 152.785.941 orang di seluruh dunia, dimana 130.066.917 orang telah sembuh dan 3.205.066 orang lainnya meninggal dunia.


















