Ribuan jemaah haji Indonesia secara bertahap telah tiba di Makkah sejak 1 Juni 2023 untuk melaksanakan ibadah umrah dan menanti pelaksanaan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Wukuf di Arafah akan dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah 1444 H atau diprediksi bertepatan dengan tanggal 27 Juni 2023.
Selama masa penantian itu, jemaah haji diimbau untuk tidak memaksakan diri menjalankan ibadah-ibadah sunnah yang memberatkan. Peringatan ini ditujukan terutama kepada para jemaah yang berstatus lanjut usia (Lansia), risiko tinggi (Risti), dan penyandang disabilitas.
“Ibadah tidak mesti di Masjidil Haram, bisa di hotel, bahkan di masjid terdekat, karena secara hukum berlaku seluruh tanah haram Mekkah itu berarti Masjidil Haram,” kata Konsultan Ibadah dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi KH Ahmad Kartono di Makkah, Senin (5/6/2023).
Jamaah haji diingatkan untuk fokus pada persiapan masa-masa kritis pada periode Armuzna. Di samping merupakan bagian terpenting dari ibadah haji, periode ini juga membutuhkan kesiapan fisik yang luar biasa karena aktivitas akan dilakukan dengan serba jalan kaki berkilo-kilo meter.
“Yang kedua, juga tidak perlu ikut mondar-mandir memaksakan diri umrah sunnah berulang kali, sekalipun umrah sunnah itu boleh tapi itu untuk jamaah yang sehat. Yang masuk dalam kategori lansia, disabilitas, dan uzur sakit karena masih ada yang akan dihadapi rukun haji yang lebih besar: wukuf di Arafah,” ujar Kiai Kartono.