Direktur Eksekutif The Jokowi Center Teuku Neta Firdaus mendesak realisasi Indonesia membangun hotel di Mekkah dan Madinah. Dengan demikian jamaah umrah dan haji dari Indonesia bisa tinggal di hotel yang dibangun oleh Indonesia. dari tahun ke tahun jamaah umrah dan haji dari Indonesia terus meningkat.
“Ini wacana Indonesia membangun hotel di Mekkah dan Madinah sudah ada sejak tahun 2013, namun sampai 2023 belum berdiri hotel milik Indonesia di Mekkah dan Madinah,” kata Teuku Neta, Jakarta, Minggu (25/6/2023).
Teuku Neta menyebutkan pada tahun 2013 Pemerintah Indonesia bersama pihak ketiga pernah merintis membangun hotel untuk jamaah haji di kawasan Misfalah, sekitar 2 kilometer dari Masjidil Haram. Tujuannya adalah efisiensi anggaran penginapan.
Kala itu, dua investor swasta nasional bekerja sama dengan Islamic Development Bank (IDB) sudah siap mengeksekusi pembangunan pada 2014.
Masa itu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Anggito Abimanyu di Jeddah pada Oktober 2013 menyatakan investor itu memiliki kerja sama dengan pihak dari Arab Saudi berupa tanah dengan sistem kontrak selama 30 tahun.
Teuku Neta menyampaikan bahwa belasan tahun tidak ada kelanjutan dari wacana membangun hotel di Mekkah. Tahun 2021 muncul lagi kabar bahwa Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP) berencana membangun hotel di Mekkah.
“Namun hingga kini tidak ada kelanjutannya, dalam hal menunjang efesiensi biaya ibadah tersebut tidak perlu terlalu berbisnis, kejar pahala dan barokahnya saja” ungkap Teuku Neta.
Teuku Neta mengingatkan pada tahun 2021, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dan Anggito Abimanyu selaku Kepala Badan Pelaksana BPKH, pernah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU), dan dilakukan oleh Anggota Badan Pelaksana Bidang Investasi dan Kerja Sama Luar Negeri, Hurriyah El Islamy dan Novel Arsyad selaku Direktur Utama PTPP.
“Kita memohon kepada Pak Jokowi untuk membangun hotei di Mekkah dan Madinah sebagai salah satu aset strategis Indonesia yang berada di luar negeri,” pinta Teuku Neta.