ASPEK.ID, JAKARTA – Nama-nama yang akan mengisi posisi menteri di kabinet kerja Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin mulai bersileweran sejak beberapa bulan terakhir.
Pasangan yang berhasil memenangi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada April 2019 lalu itu dipastikan akan merombak kabinet kerja yang akan membantu pemerintahan untuk periode 2019 hingga 2024 mendatang.
Jokowi pun telah mengumumkan formasi kabinet kerja jilid II akan diisi oleh kalangan profesional sebanyak 55 % dan 45% diisi oleh kalangan dari partai politik.
Jokowi juga menyampaikan, akan ada perombakan nomenklatur Kementerian. Meski demikian kursi kabinet diperkirakan tetap sama seperti saat ini, yakni 34 kementerian. Salah satu perubahan adalah Jokowi akan membentuk kementerian yang fokus menangani investasi.
Jokowi mengatakan kabinet dapat diumumkan sebelum waktu pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Oktober mendatang.
Baca Juga: Menko Luhut Beri Sinyal Pamit
“Kabinet bisa diumumkan kapan saja, enggak perlu nunggu Oktober,” ujar Jokowi beberapa waktu lalu.
Jokowi mengatakan, susunan kabinet untuk periode kedua ini telah final. “Nama kabinet sudah final,” katanya.
Dari sejumlah posisi menteri yang dianggap starategis, jabatan Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) merupakan salah satu topik yang hangat diperbincangkan maupun dibahas di beberapa media.
Bukan tanpa alasan, di tangan Rini Soemarno, Menteri BUMN saat ini, kinerja sejumlah perusahaan seperti para pesakitan karena terlilit sejumlah masalah. Sejumlah petinggi BUMN juga terjerat korupsi. Hal ini tentu berimbas kepada Rini selaku pucuk pimpinan di Kementerian BUMN.
Di sisi lain, posisi Menteri Rini merupakan salah satu yang mendapat sorotan publik karena bisa memimpin hingga 5 tahun sejak awal Jokowi dilantik pada 27 Oktober 2014 silam.
Bahkan, politisi PKS Nasir Djamil mengatakan bahwa Rini Soemarno adalah sosok yang sakti. Hingga saat ini, Rini masih bertahan sebagai menteri BUMN meski pemecatannya telah direkomendasikan oleh Panitia Khusus Angket DPR tentang Pelindo II tahap 2.
Baca Juga: Deretan Bos BUMN yang Terlibat Korupsi
Lantas, siapakah sosok yang dianggap layak dan cocok untuk mengisi kursi Menteri BUMN. Berikut ulasan tim Aspek.id;
1. Arsjad Rasjid
President Director and CEO PT Indika Energy Tbk ini tiba-tiba membuat heboh publik setelah berhasil ‘menghijaukan’ perusahaan yang bergerak dalam bidang media, peralatan, properti, pertambangan dan infrastruktur ini.
Setelah mengalami kerugian puluhan juta dolar AS selama empat tahun berturut-turut, tiba-tiba Indika berhasil meraih laba bersih setelah pajak sebesar US$335 juta atau setara Rp 4,7 triliun pada tahun 2017.
Capaian luar biasa itu dirasa membuat Arsjad Rasjid menjadi sosok yang mampu membangkitkan kejayaan Kementerian BUMN dengan berbagai gagasan dan inovasinya.
2. Budi Karya Sumadi
Sosok yang saat ini menjabat sebagai Menteri Perhubungan dinilai mampu memimpin armada BUMN. Kegemilangannya saat memimpin Badan usaha Milik Daerah (BUMD) di ibukota, PT Pembangunan Jaya Ancol dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) membuat Budi dipercayai memimpin salah satu BUMN terbesar di Indonesia, PT Angkasa Pura II.
Saat Jokowi dilantik pada 2014, nama lulusan jurusan arsitektur Universitas Gajah Mada tahun 1981 ini sempat beredar dan disebut-sebut sebagai Calon Menteri Perumahan Rakyat/Menteri Pekerjaan Umum karena berhasil mewujudkan proyek-proyek Jokowi di Ibukota.
Saat memimpin Angkasa Pura II, proyek menonjol yang ditanganinya yaitu pembangunan Terminal 3 Ultimate Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang yang diselesaikan dan diresmikan saat Budi sudah menjabat Menteri Perhubungan.
Baca Juga: Susul Menko Luhut, Menteri Susi Ikut Beri Sinyal Pamit
3. Wahyu Sakti Trenggono
Sosok yang akrab disapa Mas Treng ini merupakan pebisnis ulung di Tanah Air dan dikenal sebagai Raja Menara. PT Tower Bersama Infrastruktur yang dibangunnya berhasil dikenal sebagai penyedia menara telekomunikasi dengan kepemilikan lebih dari 14.000 menara yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Lulusan ITB ini juga mendirikan PT Teknologi Riset Global (TRG) Investama pada tahun 2007 dan memiliki gurita bisnis dalam bidang telekomunikasi, teknologi, properti, media serta e-commerce. Pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019 kemarin, Mas Treng dipercayakan sebagai Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf.
Kedekatan Mas Treng dengan pemenang Pilpres (Jokowi-Ma’ruf) tersebut membuat namanya digadang-gadang sebagai salah satu nama yang akan mengisi pos menteri di kabinet kerja jilid II. Tentu saja sesuai dengan keahlian dan pengalaman yang dimiliki oleh Mas Treng, dirasa membuat dia pantas untuk menduduki kursi Menteri BUMN.
4. Eko Putro Sandjojo
Eko Putro Sandjojo, BSEE, M.BA lahir di Jakarta, 21 Mei 1965. Saat ini, Eko menduduki jabatan sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia pada Kabinet Kerja yang menjabat sejak 27 Juli 2016.
Sejak 2015, beliau menjabat sebagai Direktur Utama PT Sierad Produce Tbk setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama sejak 2009. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen PT Central Proteina Prima Tbk berdasarkan keputusan RUPSLB pada 12 Juni 2015.
Lulus dari IPMI MBA Jakarta tahun 1993, Eko bekerja di PT Indonesia Farming mulai tahun 1994-1997 sebagai General Manager, di mana orang tuanya memiliki 5 persen saham.
Pada 1997 ia bergabung dengan PT Sierad Produce Tbk hingga menjadi Direktur Utama pada 2005-2006. Kemudian pindah ke Humpuss pada tahun 2007 sebagai Direktur Utama. Pria kelahiran Jakarta, 21 Mei 1965 ini kembali ke PT Sierad Produce Tbk sebagai Presiden Direktur PT Sierad Produce Tbk pada 2009.
Kemendes PDTT selama dipimpin Eko sangat bersinar dan paling disorot diantara kementerian yang lain. Perekonomian desa yang tersebar di seluruh Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua terlihat lebih bergeliat dan mampu bangkit dengan berbagai program yang dieksekusi oleh Eko.
Kegemilangnnya memimpin sejumlah perusahaan, ditambah pengalaman dan pencapaian Eko selama menjabat Menteri Desa, membuat sosok eko menjadi salah satu alternatif Presiden Jokowi untuk kembali membangkitkan marwah dan geliat BUMN di periode kedua ini.