ASPEK.ID, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir menilai tidak akan ada perusahaan pelat merah yang stabil jika sering terjadi pergantian pengurus, baik komisaris ataupun direksi setiap tahunnya.
“Mana ada kestabilan dalam suatu perusahaan, kalau sering terjadi pergantian kepemimpinan setiap tahun,” kata Erick Thohir dilansir laman Antara di Jakarta, Jum’at (10/1).
Erick Thohir mengatakan bahwa dirinya menginginkan semua perusahaan BUMN baik 15 BUMN besar maupun BUMN-BUMN lainnya jangan sampai berganti-ganti dewan direksi dan komisarisnya.
“Jika bisa para pengurus BUMN yang ada menyelesaikan masa tugasnya sebagai pemimpin,” kata Erick Thohir.
Namun, menurut Erick Thohir, kalau mereka tidak selesai sesuai masa tugasnya, maka ada catatan serta alasan kenapa harus diganti.
Pergantian pengurus BUMN tersebut bisa terkait Key Performance Index (KPI) karena tidak mencapai target atau secara operasional menyalahi tata kelola korporasi baik dan bersih atau good corporate governance.
Di sisi lain, Erick Thohir mengatakan bahwa upaya penyegaran di tingkat pengurus BUMN, baik komisaris maupun direksi merupakan hal yang lumrah dan tidak perlu diributkan.
“Terdapat 143 perusahaan BUMN, boleh kan kami review komisaris dan direksi dalam rangka penyegaran. Itu merupakan hal yang lumrah, kenapa harus diributkan,” ujar dia.
Belum 3 Bulan
Berdasarkan catatan Aspek.id, Menteri BUMN Erick Thohir sebenarnya sudah cukup sering melakukan gonta ganti komisaris dan direksi BUMN, di masa kepemimpinannya yang belum sampai 3 bulan sejak dilantik 23 Oktober 2019 lalu.
Erick Thohir melakukan perombakan mulai dari Komisaris Utama, Direktur Utama dan sejumlah DIrektur lainnya terhadap sejumlah BUMN besar seperti Pertamina, Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara, Inalum, Antam hingga PLN.
Orang terdekat Erick Thohir juga dijadikan sebagai bos sejumlah BUMN besar yang disebutkan diatas. Sebut saja duo Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin yang jadi Wakil Komut Pertamina dan Kartika Wirjoatmodjo yang diangkat sebagai Komisaris Utama Bank Mandiri.
Tidak hanya itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga juga ikut mendapat posisi. Mantan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019 itu diangkat sebagai Komisaris di PT Inalum.
Tidak hanya BUMN besar, Erick Thohir juga melakukan perombakan di sejumlah BUMN lainnya seperti PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan atau ASDP Indonesia Ferry (Persero), PT Pelayaran Nasional Indonesia atau Pelni (Persero) serta PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero).
Teranyar, Erick Thohir mencopot Yanuar Rizky dari posisi Komisaris Independen di PT Pupuk Indonesia (Persero) pada Kamis (9/1) kemarin. Yanuar menyebut bahwa ada sejumlah peristiwa dan rentetan peristiwa yang terjadi sebelum pemecatan dilakukan terhadap dirinya.
Mengutip laman pribadi Facebook pribadinya, pemberhentian ini dilakukan sebelum masa waktunya berakhir yang habis pada Juni 2020 mendatang.
Pergantian dan pemberhentian dikatakan Yanuar merupakan hal yang lumrah. Namun, menjadi tidak lumrah, jika diberhentikan sebelum waktunya dan hanya dia sendiri yang diganti.
Yanuar juga menyentil soal Menteri BUMN Erick Thohir yang ceramah dimana-mana soal akhlak dan etika.
“Saya menunjukan ahlak saya dengan parameter kerja dan juga tak sepeser pun saya ingkar dan korupsi. Saya juga tidak membawa kawan dan pasukan gerombolan ke pupuk, saya selalu menempatkan ini perusahaan negara, bukan keluarga,” ujar Yanuar.
Kementerian BUMN lantas buru-buru merespon curhatan Yanuar tersebut dan segera memberikan klariifkasi. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga seperti dilansir laman Detikcom menyebut bahwa Yanuar akan ditempatkan sebagai komisaris di BUMN lain.
“Ini kan Pak Yanuar juga akan habis masa tugasnya di Pupuk, tapi kita percayakan tempat lain, komisaris tempat lain, refreshing aja,” kata Arya di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (9/1).
Diancam dan Diteror
Erick Thohir mengakui selama ini menerima banyak ancaman dan teror usai melakukan aksi pencopotan beberapa petinggi di kalangan BUMN.
Pendiri Mahaka Group itu sebagaimana dilansir dari Wartakota mengatakan bahwa ancaman dan teror yang diterimanya itu adalah hal yang harus dihadapi ketika ingin melalukan ‘bersih-bersih’ BUMN.
“Hal-hal ini memang menjadi sesuatu yang harus kita hadapi,” kata Erick di kanal YouTube OPSI Metro TV, Senin (16/12/2019).
Teror yang diterima oleh dirinya selama ini berbentuk pesan melalui SMS atau aplikasi WhatsApp.
“Belum lagi misalnya teror-teror, bukan ke fisik, misalnya dengan SMS, dengan WhatsApp,” jelas Erick Thohir.
Erick Thohir kemudian mencontohkan sebuah pesan teror yang pernah diterimanya. Ia juga bercerita soal kasus lain, dikirimi foto-foto direksi BUMN dengan tujuan agar mendapat nilai baik dari Erick Thohir.
“Saya dengar ini mau dicopot, kalau ini dicopot berhadapan dengan kami,” imbuhnya.