ASPEK.ID, JAKARTA – Pernyataan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Fuad Rizal, perihal perbandingan harga tiket pesawat dengan tariff ojek online (ojol), menuai protes.
Sebelumnya, Fuad Rizal menyebut bahwa saat ini harga tiket pesawat untuk kelas ekonomi sekarang lebih murah jika dibandingkan dengan tariff ojol dan jika dilihat dari regulasi tarif batas atas (TBA) masing-masing transportasi umum, untuk pesawat kelas ekonomi TBA-nya sudah di bawah ojol.
TBA pesawat full service carier (FSC) rata-rata per km dikatakan Fuad sebesar Rp 2.500/km per penumpang. Sedangkan untuk TBA ojol, per km ditetapkan Rp 2.600/km per penumpang.
“Jika dibandingkan dengan tarif ojek online sudah Rp 2.600 dan untuk taksi sudah Rp 6.500 (per km per penumpang). Jadi biar mengerti semua, memang secara industri tarif penerbangan di Indonesia sudah sangat murah,” kata Fuad Rizal di Garuda Management Building, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Jum’at (27/12).
Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda), Igun Wicaksono pun melayangkan protes atas pernyataan bos sementara maskapai penerbangan pelat merah itu.
“Analisis yang tidak masuk akal. Kenapa tarif pesawat dibandingkan dengan ojek online. Pakai ilmu statistik yang valid seharusnya dan rumusan variabel tarif, jadi harus ‘peer to peer’,” kata Igun dilansir laman Tempo dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/12).
Dia menilai bahwa komponen pembentuk harga pokok produksi pesawat dan ojol berbeda. Misalnya untuk bahan bakar minyak, harga avtur dan Pertamax atau Pertalite tidak seragam. Selain itu, biaya perawatan antara armada terbang dan sepeda motor pun berbeda.
Belum lagi, kata dia, jarak tempuh ojol dengan pesawat beserta waktu perjalanannya pun tidak bisa dibandingkan. Adapun pernyataan itu dikhawatirkan membentuk opini bahwa tarif ojol jauh lebih mahal ketimbang pesawat.
“Bagi masyarakat yang tidak paham, akan menimbulkan persepsi berbeda. Tarif ojol akan dinilai mahal,” ujarnya.
Igun menyebut bahwa Fuad semestinya tak mengeluarkan pernyataan yang merugikan pihak lain. Karena dia (Fuad) adalah pejabat perusahaan pelat merah yang semestinya memiliki daya analisis yang akurat.