ASPEK.ID, JAKARTA – PT Angkasa Pura II (Persero) akan mengelola tiga bandara yang selama ini dikelola Kementerian Perhubungan. Kerja sama pemanfaatan (KSP) diharapkan selesai pada akhir September 2019.
“Ketiga bandara tersebut adalah Bandara Fatmawati Soekarno di Bengkulu, Bandara Radin Inten II di Lampung dan Bandara Hanandjoeddin di Belitung. Ketiganya merupakan bentuk pengalihkelolaan dari pemerintah kepada operator bandara,” kata Senior VP Corporate Secretary Angkasa Pura (AP) II Deni Krisnowibowo, Minggu (15/9/2019)
AP II akan melakukan pengembangan untuk ketiga bandara tersebut sesuai dengan potensi dan kebutuhan masing-masing. Diperkirakan dana investasi mencapai Rp 1,5 triliun. Perinciannya, terdiri atas investasi untuk Bandara Fatmawati Soekarno sebesar Rp500 miliar, Bandara Radin Inten II sebesar Rp 560 miliar, dan Bandara Hanandjoeddin sebesar Rp500 miliar.
Pengembangan Bandara Hanandjoeddin mencakup sisi pembaruan gedung terminal untuk lebih dapat melayani penumpang dengan jumlah yang lebih banyak. Belitung merupakan kawasan ekonomi khusus (KEK) yang dikembangkan untuk menunjang sektor pariwisata.
Pada Bandara Fatmawati Soekarno, AP II akan fokus pada pengoperasian gedung terminal baru dan penambahan fasilitas penunjang. Pengembangan gedung kargo maupun aerocity akan dilakukan untuk Bandara Radin Inten II.
Nilai investasi yang dipersiapkan untuk ketiga bandara tersebut adalah untuk masa konsesi selama 30 tahun. Namun, perkiraan investasi tersebut masih bisa bertambah.