ASPEK.ID, JAKARTA – Kelompok Kampung Ekonomi Kreatif (Kemiren Asri) binaan Pertamina Refinery Unit IV Cilacap berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Kemiren Asri menorehkan capaian yang membanggakan usai berhasil mengirimkan makanan hasil produksi rumahan mereka hingga ke Malaysia dan Hong Kong.
Ketua Pengurus Koperasi Asri Mandiri, Rumdani Prapti Sumiwi mengatakan, pengembangan Kelompok Kemiren Asri melalui perjalanan yang panjang. Dalam perjalanan panjang itu lah muncul semangat masyarakat yang ingin mandiri dan sejahtera.
“Alhamdulillah saat ini kelompok kegiatan Kemiren Asri terus melalukan inovasi. Tahun ini kami sudah memiliki koperasi sebagai bagian dari penggerak ekonomi masyarakat. Di tengah teknologi yang terus maju, kami mencoba memaksimalkan kreativitas untuk membuat produk yang dapat dinikmati masyarakat melalui beragam olahan budidaya yang dikelola, seperti olahan jamur,” kata Rumdani, Rabu (23/10/2019).
Rumdani mengatakan produk yang dihasilkan dari kelompok tersebut memuaskan. Bahkan berkat jaringan pertemanan yang dia miliki, produk jamur krispi hasil olahan ibu-ibu Kelompok Kemiren Asri berhasil dijual hingga ke Hong Kong dan Malaysia.
“Dengan memanfaatkan koneksi yang dimiliki kita mencoba memasarkan produk kita secara online ke kota-kota besar di Indonesia, sudah hampir seluruh Indonesia. Dan saat ini pun produk kami sudah berhasil kami jual ke Hong Kong dan Malaysia,” ujarnya.
Tercatat, hingga saat ini Kemiren Asri dapat memberikan dampak positif pada peningkatan ekonomi. Rata-rata setiap kelompok kegiatan Kemiren Asri dapat menghasilkan omzet sekitar Rp 7.000.000 per bulan.
Sementara itu, Unit Manager Communication & CSR Refinery Unit IV Cilacap, Laode Syarifuddin Mursali mengatakan, kunci program Kemiren Asri hingga mampu menjadi desa mandiri yakni menerapkan sinergitas kelompok kegiatan yang punya mata rantai, dari mulai produksi hingga pemasaran yang saling berkaitan satu sama lain. Hal ini yang menjadikan masyarakat Tegalmulyan memiliki keunggulan kompetitif.
“Seperti dengan adanya Kelompok Budidaya Jamur yang memanfaatkan 180 Kg limbah Baglog per tahun, sekarang dengan pemanfaatan limbah tersebut bisa digunakan sebagai media untuk budidaya cacing sehingga kegiatan zero waste (tidak ada sisa terbuang) dapat 100% dimanfaatkan,” katanya.
Lebih lanjut Laode menjelaskan, proses sinergitas ini mampu menjawab permasalahan sosial dan ekonomi yang sebelumnya terjadinya pada masyarakat seperti terdapat masyarakat buta aksara yang sekarang berangsur sudah melek aksara.
Selain itu, dari 37 anak yang menderita baik gizi buruk dan gizi kurang sebelum adanya program, tahun ini sudah berhasil masuk kategori gizi baik melalui program Pemenuhan Makanan Tambahan yang berhasil dikembangkan oleh kelompok masyarakat secara mandiri.
“Dengan adanya sinergitas, kami harap program Kemiren Asri ini mampu suistain dan berkembang, sehingga lebih banyak lagi manfaat yang berdampak positif bagi masyarakat,” timpalnya.