ASPEK.ID, JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berinisiatif untuk mengintegritasikan layanan kepelabuhanan dengan menggabungkan perusahaan pelat merah operator pelabuhan.
Saat ini, Indonesia memiliki sebanyak empat BUMN operator perlabuhan, yakni PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo I, II, III dan IV.
Keempatnya tengah menyiapkan langkah integrasi untuk menggabungkan 4 BUMN pelabuhan tersebut menjadi 1 perusahaan untuk meningkatkan daya saing logistik di Indonesia.
Penggabungan yang rencananya akan dilakukan akhir tahun ini pun sudah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak termasuk para serikat pegawai.
Bagi Negara, penggabungan Pelindo akan mempermudah koordinasi pemerintah dengan 1 pengelola BUMN Pelabuhan di Indonesia.
Selain itu integrasi ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi pada pendapatan Negara melalui dividen dan pajak sejalan dengan meningkatnya profitabilitas perusahaan.
Manfaat lain yang didapat dengan menggabungkan Pelindo adalah membuka peluang lebih besar untuk masuknya investasi.
Antara lain Foreign Direct Investment atau penanaman modal asing lewat value creation di tingkat klaster bisnis, termasuk kerjasama investasi lewat Sovereign Wealth Fund atau SWF.
Penggabungan BUMN pelabuhan ini membuka kesempatan Pelindo terintegrasi untuk go global alias masuk dalam daftar sepuluh besar operator peti kemas kelas dunia.
Tepatnya integrasi ini akan meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar kedelapan di dunia dengan total throughput peti kemas sebesar 16,7juta TEUs.
Tak hanya itu, integrasi Pelindo I hingga Pelindo IV juga akan meningkatkan efisiensi operasional dan belanja modal (capex). Capex diarahkan pada kebutuhan prioritas misalnya peralatan dan infrastruktur.
Selain itu, penggabungan tersebut akan menyatukan sumber daya keuangan, meningkatkan leverage dan memperkuat permodalan.
Penggabungan ini juga mendorong Pelindo terintegrasi untuk lebih fokus pada bisnis sesuai dengan klasterisasi yang akan dibentuk pasca integrasi nanti.