ASPEK.ID, JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia I atau Pelindo I (Persero) Cabang Malahayati Aceh, melayani ekspor tanah pozzolan ke Bangladesh. Total estimasi eskpor ini mencapai 300.000 ton.
Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika atau silika alumina dan alumina, yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen. Pozzolan dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan proses pembentukannya yaitu pozzolan alam dan pozzolan buatan.
Pozzolan alam adalah bahan alam yang merupakan sedimentasi dari abu atau lava gunung berapi yang mengandung silica aktif (pozzolan alam banyak terdapat di Aceh).
Sedangkan untuk pozzolan buatan banyak jenisnya, baik merupakan sisa pembakaran dari tungku, maupun hasil pemanfaatan limbah yang diolah menjadi abu yang mengandung silica. Material pozzolan dapat digunakan sebagai material tambahan dalam campuran semen.
“Kami berharap frekuensi dan kuantitas kegiatan ekspor tanah pozzolan dan komoditas lainnya melalui Pelabuhan Malahayati semakin meningkat dan dilakukan secara berkelanjutan, sehingga dapat mendukung peningkatan perekonomian Provinsi Aceh,” kata GM Pelindo I Cabang Malahayati, Sam Arifin Wiwi dalam keterangan resmi dilansir Antara di Jakarta, Selasa (28/1).
Sam Arifin Wiwi mengatakan bahwa, ekspor tanah pozzolan tersebut merupakan eskpor yang pertama di tahun 2020 melalui Pelabuhan Malahayati.
“Pelindo I terus berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan dan mengembangkan Pelabuhan Malahayati yang dapat mendukung potensi peningkatan pendapatan daerah di wilayah Aceh,” ujarnya.
Diawali dengan kegiatan ekspor pozzolan, semua pihak diharapkan dapat saling bersinergi untuk memotivasi dan mendorong minat pelaku usaha di berbagai sektor untuk memanfaatkan potensi perdagangan melalui moda tranportasi laut di Pelabuhan Malahayati.
Pelindo I Cabang Malahayati yang berlokasi di Krueng Raya, Aceh Besar, melayani kegiatan ekspor tanah pozzolan dari Malahayati yang akan diekspor ke Bangladesh, pada 28 Januari 2020.
Tanah pozzolan ini diekspor menggunakan kapal jenis bulk carrier, yaitu Kapal MV Ying Li berbendera Panama dengan Gross Tonnage sebesar 24.953 GT dan panjang seluruhnya 181,50 m.
Kapal ini sandar di Pelabuhan Malahayati untuk melakukan kegiatan muat curah kering pozzolan dengan estimasi muatan sebanyak 28.000 ton.
Kegiatan ekspor pozzolan melalui Pelabuhan Malahayati ini rencananya akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan, dengan total estimasi mencapai 300.000 ton.
VP Humas Pelindo I Fiona Sari Utami menjelaskan, Pelabuhan Malahayati memiliki dermaga dengan panjang 380 meter, lapangan penumpukan seluas 30.971 meter persegi dan didukung alat bongkar muat berupa 1 unit HMC, 2 unit Mobile Crane, 3 unit forklift dan 6 unit truk pengangkut peti kemas dan alat lainnya.
“Pelabuhan Malahayati memiliki kedalaman alur 9,5 meter, dermaga yang mendukung, adanya pelayaran yang terjadwal, tersedianya alat bongkar muat, lapangan penumpukan peti kemas dan transportasi jalan yang mendukung. Sehingga sangat mendukung untuk masuknya akivitas ekspor impor melalui Pelabuhan Malahayati dalam meningkatkan daya saing harga barang di Aceh,” jelas ujar Fiona.
PT Pelabuhan Indonesia I atau Pelindo I (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan di Indonesia. Saat ini Pelindo I mengelola 16 cabang pelabuhan yang tersebar di empat provinsi.
Keempat provinsi itu adalah Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau. Area kerja Pelindo 1 berada di kawasan barat Indonesia serta berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang merupakan perairan tersibuk di dunia, menjadikan Pelindo 1 memiliki peran strategis dalam keterhubungan jaringan perdagangan internasional berbasis transportasi laut di Indonesia.