Eks Menteri ESDM Arcandra Tahar memprediksi pada 2022 akan banyak perusahaan migas dari Amerika Serikat yang cabut dari Indonesia. Pasalnya, aksi meger dan akusisi perusahaan migas dunia akan banyak terjadi di 2022.
“Akan banyak merger dan akuisisi di 2022 dan adanya eksplorasi kontinu,” kata dia dalam PGN Energy and Economic Outlook 2022, dikutip Sabtu (15/1/2022).
Arcandra menyebut faktor yang membuat perusahaan itu merger dan akuisisi adalah aset konsolidasi.
“Sehingga banyak aset yang dijual, on sale tidak hanya di Indonesia, tapi negara lain,” jelasnya.
Upaya konsolidasi ini, dilakukan karena AS ingin merambah ke bisnis yang lebih ramah lingkungan. Perusahaan seperti Exxon Mobile, Chevron, ConocoPhilips akan memulai merambah ke bisnis berbasis energi terbarukan.
Terlebih lagi, pendanaan investasi untuk proyek yang berbasiskan bahan bakar fosil sudah mulai sulit didapat. Selain itu, negara-negara juga sedang fokus membayar utang dan dividen yang lebih tinggi.
“Di Eropa, strateginya lebih ke diversifikasi usaha, sementara Amerika lebih ke dekarbonisasi,” ungkap Arcandra.
Indonesia menggodok program kerja yang mendorong pengurangan emisi karbon. Hal ini dilakukan demi mengejar target penurunan emisi 29% pada 2030 mendatang dan Net Zero Emission pada 2060.
Menurut Arcandra, ada energi yang bisa mempercepat target-target tersebut, yaitu gas bumi. Energi ini harus dioptimalkan pemanfaatannya.
“Kita harus melihat dan mempertimbangkan energi yang lebih bisa diharapkan untuk memenuhi kebutuhan energi yang bersih. Target zero net emisi adalah tahun 2050-2060. Energi masa transisi untuk mencapai target tersebut adalah energi yang bersih dari fosil yaitu gas,” tuturnya.
Arcandra menuturkan saat ini negara di Eropa mulai memanfaatkan gas sebagai pengganti energi fosil. Ke depan, permintaan gas akan melonjak signifikan.
“Ini kesempatan kita untuk menggunakan gas yang jauh lebih bersih,” katanya.