ASPEK.ID, JAKARTA – Induk holidng BUMN Pangan, PT Rajawali Nusantara Indonesia atau RNI (Persero), berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp6,9 triliun pada tahun 2020.
Direktur Utama PT RNI, Arief Prasetyo Adi mengatakan, perseroan juga berhasil mencatatkan kinerja positif, yang ditunjukkan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir dimana ebitda terus mengalami pertumbuhan seiring dengan peningkatan pendapatan perseroan.
Tahun 2018 Ebitda tercatat Rp305 miliar, pada 2019 tercatat sebesar Rp366 miliar, dan pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp439 miliar.
Kinerja positif perseroan diimbangi dengan realisasi pelaksanaan Program Kemitraan dan ina Lingkungan (PKBL) tahun 2020 yang mencapai 83,3 persen.
“Pada tahun 2020 RNI memperoleh pendapatan hingga Rp6,9 triliun atau tercapai hingga 95 persen dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2020,” kata Arief Prasetyo Adi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (1/7).
PT RNI menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2020 secara daring. RUPST tahun buku 2020 ini membahas 5 Agenda, beberapa diantaranya termasuk Persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan konsolidasian perseroan tahun buku 2020.
Arief Prasetyo Adi mengatakan di tengah kondisi pandemi, manajemen mengupayakan untuk tetap sehat sebagai fondasi transformasi perseroan.
Mengenai kepengurusan perusahaan, pemegang saham dalam hal ini Kementerian BUMN kembali mempercayakan susunan kepengurusan saat ini dan tidak ada perubahan manajemen perseroan dengan formasi susunan tetap.
RNI memiliki 11 anak perusahaan, Pendiri Dana Pensiun RNI dan Perusahaan Afiliasi. Perseroan juga telah mengesahkan RUPST anak perusahaan dan perusahaan afiliasi RNI group di antaranya PTP Mitra Ogan, PT Mitra Kerinci, PT PG Rajawali I. Kemudian PT Laras Astra Kartika, PT PG Candi Baru, PT GIEB Indonesia, PT PG Rajawali II, PT Rajawali Citramass, PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring, PT Mitra Rajawali Banjaran, PT Rajawali Nusindo, Dana Pensiun PT RNI dan PT Madu Baru.
RNI merupakan perusahaan pelat merah yang digadang oleh Kementerian BUMN sebagai induk holding pangan yang akan dianggotai PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Berdikari (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani (Persero).
Selanjutnya ada PT Garam (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), serta PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) dan Perum Perikanan Indonesia.