Jakarta dan sekitarnya masih dihantui masalah polusi udara. Di sisi lain, China sudah sukses mengurangi hampir setengah polusi udara dalam tujuh tahun.
Dikutip BBC, menurut studi yang dipublikasikan Energy Policy Insitute (EPIC) dari Universitas Chicago berdasarkan pengukuran satelit, China berhasil mengurangi jumlah partikel udara yang merugikan sebanyak 40 persen dalam waktu tujuh tahun. Hal itu dicapai sejak 2013 sampai 2020. Itu merupakan penurunan polusi udara tertinggi di suatu negara dalam waktu singkat.
Menurut Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin, China bisa sesukses itu karena belajar dari Olimpiade 2008. Saat itu, menurut pria yang akrab disapa Puput itu, Beijing yang menjadi tuan rumah Olimpiade 2008 dihadapi masalah polusi udara. Sampai-sampai, negara lainnya mengancam untuk tidak mengirimkan atlet ke sana.
“Tapi dasar China, China kan sistem pemerintahannya otoriter ya, langsung diperintahkan kendaraan yang bukan standar euro 4 nggak boleh masuk Beijing. Terus BBM-BBM diganti minimal standar Euro 4. Traffic manegement diatur, public transport diperbanyak. Kendaraan-kendaraan yang tidak memenuhi standar dibuang ke kawasan pedesaan. Nah sukses tahun 2008. Waktu delegasi Eropa, Amerika, Jepang datang itu memang kualitas udara naik signifikan,” kata Puput, Senin (21/8/2023).
Pemerintah China tidak berhenti sampai di Olimpiade 2008 saja. Kebijakan untuk mengurangi polusi udara terus digalakkan sampai sekarang.
“Kalau kita kan waktu Asian Games (2018) waktu itu membuat skenario-skenario agar kualitas udara naik. Tapi selesai Asian Games kita kembali ke saat yang awal. Kalau China di-mantain bahkan diperketat. Kota-kota besar di seluruh China sudah menerapkan standar Euro 4, bahkan 2023 sudah Euro 6. Apalagi kepiawaian China bisa mengkapitalisasi dalam konteks pembangunan negara. Misalnya dengan adopsi kendaraan listrik, mereka kuasai teknologi baterai, begitu mereka kuasai, saat negara-negara lain berpikir kendaraan listrik, tiba-tiba China memerintahkan perusahaan-perusahaan untuk memproduksi bus listrik, mobil listrik, sepeda motor listrik sebanyak-banyaknya. Dibeli oleh pemerintah pusat,” katanya.
Kata Puput, ada beberapa kebijakan di China yang bisa ditiru di Indonesia untuk mengatasi masalah polusi udara. Pertama soal perbaikan kualitas bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya, Indonesia seharusnya sudah tidak lagi menjual BBM kotor.
“China kan memperbaiki kualitas bahan bakarnya. Mereka udah nggak pakai lagi bahan bakar yang kotor itu. Mereka juga impor bahan bakar gas untuk industri. Sebagian kendaraan bermotor juga dikonversi menjadi bahan bakar gas. Kemudian adopsi kendaraan listrik. Lalu fiskal, China memberikan insentif besar sekali untuk kendaraan listrik. Itu hal-hal yang harus dicontoh di Indonesia,” ujar Puput.
“Kalau mau tiru China, kita kuasai teknologi clean. Kemudian tegas menentukan traffic and transport management itu,” paparnya dikutip dari detik.