ASPEK.ID, JAKARTA – Menteri Polhukam Wiranto memastikan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan hingga kini sudah berkurang hingga 90%.
“Untuk Karhutla ini, dari laporan-laporan yang masuk itu sudah 90% berkurang, dari total titik-titik api yang ada tinggal 10%,” ungkap Wiranto di Jakarta (30/9/2019).
Wiranto menuturkan, pemadaman terus dilakukan salah satunya dengan hujan buatan. Pemadaman dengan hujan buatan terkendala adanya pergeseran awan.
“Dan mudah-mudahan hujan buatan yang terus menerus kita lakukan sampai menunggu hujan yang sungguhan titik apinya menjadi zero. Dengan demikian diharapkan tidak akan lagi mengganggu kesehatan masyarakat, tidak akan mengganggu cuaca,” jelasnya.
“Kita sudah bicarakan, bahwa dilaporkan hujan di daerah terdampak kebakaran hutan ternyata mundur lagi. Hujan kira-kira akan muncul secara regular bulan November,” tuturnya.
Baca Juga: [Foto] Para Pejuang Pemadam Kebakaran Hutan dan Lahan
“Mengapa? Karena ternyata awan yang dinamakan akan mengguyur hujan di daerah-daerah rawan atau kritis kebakaran hutan di Sumatera maupun di Kalimantan ternyata awannya mengalir ke Taiwan,” ucapnya.
Kata Wiranto justru yang sudah bergumpal-gumpal bergeser ke wilayah Taiwan. Namun, masih ada sisa-sisa awan yang mempunyai kualitas air, uap air yang lebih dari 70% dan ini sangat potensial untuk dibuat hujan buatan.
“Sehingga, dengan adanya perhitungan itu empat pesawat TNI AU sudah di-standby di daerah-daerah yang rawan bencana kebakaran, dan setiap saat siap untuk membuat hujan buatan,” tambahnya.
Wiranto menjelaskan hujan buatan sangat efektif pemadaman Karhutla. Hujan buatan akan terus kita lakukan sehingga menyambung, atau rata-rata menutup celah-celah musim kemarau panjang dengan hujan di bulan November nanti.
“Dengan harapan tanah-tanah yang sangat rawan kebakaran sangat basah. Sehingga kebakaran hutan yang diakibatkan oleh ulah tangan-tangan manusia sudah bisa kita cegah kembali,” pungkas Wiranto.