ASPEK.ID, JAKARTA – Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas), mengungkapkan adanya mafia dalam penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Dia menyebut, oknum itu bisa mengantongi keuntungan mencapai Rp9 miliar per bulan dengan cara menyelewengkan bantuan tersebut.
“Jadi kalau setiap bulan mereka dapat keuntungan Rp9 miliar dari sebagai penyalur-penyalur itu. Istilahnya uang negara untuk bancakan. Saudara kita yang seharusnya terima 10 kilogram (beras) disunat jadi 7 kilogram,” kata Buwas saat konferensi pers di kantor Bulog.
Buwas menyebut, selama ini pihaknya sudah banyak mendapatkan perlawanan dari mafia atau oknum BPNT. Salah satunya, menurut dia, Bulog mendapat serangan fitnah melalui informasi hoaks yang diviralkan.
“Kemaren sudah mulai viral beras bulog bau, jelek dan lain-lain. Rekaman-rekaman itu salah satu bukti reaksi mereka. Karena itu jelas indikasi. Ini penyimpangannya triliunan. Jadi ini harus kita lawan,” tegasnya.
Dia menjelaskan, fitnah mengenai adanya beras dari Bulog yang disebut jelek itu adalah hasil rekayasa dari oknum tersebut. Mereka, kata Buwas, bermain melalui kemasan atas nama Bulog yang bisa dibeli bebas secara online.
“Contohnya ini ada jual bungkus. Bungkus ini dijual murah, sesuai pesanan. Mau cap Bulog dapet, mau Pandan Wangi dapat. Tapi isinya enggak jelas. Makanya kemarin diviralkan beras Bulog, ya jelas bukan. Karena mereka beli wadahnya. Ini fitnah yang dilakukan kepada negara, dalam hal ini Bulog,” ungkapnya.
Dia juga mengungkapkan adanya 300 lebih e-warong siluman atau palsu yang beredar di seluruh Indonesia. E-warong adalah penyalur BPNT yang terdaftar di Kementerian Sosial (Kemensos).
Dari temuan tim, kata Buwas, ada usaha tambal ban yang juga berkedok e-warong.
“Ternyata e-warong ini tidak terdata, ternyata tambal ban. Itu saya telisik sudah 300 lebih. ang menemukan tim saya, tapi tim saya tidak hanya Bulog, rahasia. Kalau hanya tim dari Bulog kan tidak bisa 100 persen dipercaya,” ungkapnya