ASPEK.ID, JAKARTA – PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk atau GMF AeroAsia mengucurkan belanja modal sebesar 50 juta dolar AS pada 2020. Salah satu targetnya adalah mengejar pertumbuhan laba bersih 10 persen hingga akhir 2020.
PT GMF Aero Asia Tbk yang merupakan anak PT Garuda Indonesia (Persero) ini mempekerjakan ribuan karyawan dan berbasis di Tangerang. Perusahaan ini memberikan layanan pesawat dari berbagai jenis dan merupakan salah satu fasilitas perawatan pesawat terbesar di Asia.
Maskapai asing yang sudah memercayakan perawatan pesawatnya pada GMF adalah Indigo, Oman Air, Korean Air, Jeju Air, Eastar Jet, Cebu Pasific, dan Vietjet. Selain itu juga ada beberapa dari Eropa seperti Air Atlanta dan KLM.
Direktur Utama GMFI Tazar Marta Kurniawan dalam keterangan tertulis mengatakan, besaran belanja modal sebesar Rp 682,6 miliar (kurs Rp 13.600) ini dialokasikan sebagian besar untuk ekspansi bisnis baik secara organik dan non-organik.
“Tahun ini kami optimistis akan ada peningkatan untuk pendapatan dari group seiring dengan rencana penambahan armada di tahun ini. Dari non Group, tahun ini kami menargetkan pekerjaan redelivery meningkat menjadi 35 proyek dari sebelumnya 14 proyek di tahun 2019,” kata Tazar Marta dilansir laman Antara di Jakarta, Selasa (28/1).
Ia juga menambahkan bahwa perseroan menargetkan pendapatan dapat tumbuh sekitar 5 persen dengan pertumbuhan laba bersih sekitar 10 persen.
“Target kenaikan pendapatan di tahun ini akan diikuti langkah efisiensi seperti mengoptimalkan kapabilitas yang dimiliki dan juga memaksimalkan penggunaan Part Manufacturing Approval (PMA),” kata dia.
Tazar meyakini bahwa melalui efisiensi yang sejalan dengan ekspansi bisnis, GMF optimistis dapat kembali memperkuat kiprahnya di dunia.
Target pendapatan tersebut dikatakannya seiring dengan ekspektasi peningkatan aktivitas penerbangan untuk group serta terus tumbuhnya perolehan pendapatan dari perawatan pesawat Non-Group.
“Pelanggan kami dari non-group terus meningkat, terkhusus maskapai penerbangan internasional, ini yang akan menjadi fokus kami ke depan”, katanya.
Dalam waktu dekat, perseroan juga akan menambah kapasitas operasional dengan menargetkan pengoptimalan hangar di Denpasar, Surabaya, dan Pondok Cabe.
“Penambahan ini untuk mengakomodasi kenaikan order di tahun ini mengingat kondisi utilitas hangar saat ini yang telah mencapai 100 persen,” ujar Tazar.
Selain itu, peningkatan proporsi bisnis mesin pesawat yang bersifat material intensive dan technology intensive juga berkontribusi terhadap kenaikan beban material dan subcontract.
Namun di 2019, GMF berhasil menduduki posisi Top 9 Global Airframe MRO yang dianugerahi oleh Aviation Week dengan survei terhadap jam kerja, di mana GMF berhasil mencapai angka 3,2 juta manhour sold.