ASPEK.ID, JAKARTA – Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kaltim tidak akan membuat properti Jakarta sepi atau ditinggal penghuninya. Direktur Strategis Consulting Cushman and Wakefield Arief Rahardjo menyebutkan properti milik negara ditinggalkan penghuninya, namun prospek pasar perkantoran di Jakarta tidak akan terdampak langsung. Mengingat, pemindahan ibu kota membutuhkan proses panjang.
“Pemindahan ibu kota tidak akan memberi pengaruh negatif terhadap pasar properti di Jakarta. Apalagi, properti di Jakarta saat ini sudah over value (kelebihan nilai),” katanya, Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Arief menyatakan pusat komersial itu tetap di Jakarta, atau secara umum di Jawa.
“Bisnis properti juga berhubungan dengan lokasi, aksesibilitas, infrastruktur, dan lain sebagainya dan itu semua sudah ada di Jakarta,” ungkapnya.
Proses pembangunan ibu kota negara baru di Kaltim dimulai pada akhir 2020. Diperkirakan pada 2024, ibu kota negara baru akan diresmikan.