Harga beberapa bahan pangan hingga saat ini masih melambung tinggi. Contohnya, minyak goreng kemasan premium naik 5,70 persen menjadi Rp20.400 per liter, kemudian harga cabai rawit merah naik 20,56 persen menjadi Rp81.500 kg.
Harga bawang pun merangkak naik. Melihat kenyataan ini, Anggota Komisi VI DPR RI Intan Fauzi meminta pemerintah untuk melakukan intervensi harga pangan dan melakukan operasi pasar.
“Jelang Ramadan dan Lebaran yang sudah dekat, pemerintah harus terus melalukan intervensi harga. (Termasuk) melakukan operasi pasar dan berkoordinasi dengan pihak terkait secara efektif dan efisien. Sehingga ketersediaan pasokan terus terjaga dan tidak terjadi lonjakan harga,” ucap Intan saat dihubungi Parlementaria, Jumat (11/3/2022).
Intan beranggapan jika masalah ini tidak segera diselesaikan, bisa berdampak naiknya inflasi. Intan mengatakan pemerintah perlu melakukan beberapa langkah perbaikan.
“Pemerintah perlu melakukan penyusunan kebijakan dan perbaikan sistem data kebutuhan nasional, dan ketersediaan stok dalam negeri. Artinya perlu disusun kebijakan, kemudian mendata kebutuhan nasional yang ada, baru sisanya berapa impor yang dibutuhkan. Dan tentu penting juga adalah monitoring akurasi distribusi pangan dan angka realisasi impor. Jangan sampai perusahaan pengimpor mendapatkan izin, tapi kemudian realisasinya rendah,” ujarnya.
Di sisi lain, Intan melihat naiknya berbagai macam kebutuhan pokok seperti minyak goreng, kedelai, lalu daging sapi dan lain-lain disebabkan karena pemerintah masih bergantung kepada komoditas impor.
“Pemerintah masih bergantung kepada komoditas impor, hal itu menyebabkan harga pangan mengikuti fluktuasi harga internasional serta kurs rupiah dan sangat bergantung kepada perubahan kebijakan di negara asal pengekspor,” tegasnya
Namun untuk komoditas cabai, Intan menyebutkan alasan lain mengapa pasokan cabai berkurang.
“Khusus untuk cabai, pasokan berkurang karena faktor cuaca. Musim hujan ini terjadi banyak gagal panen,” ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini lebih lanjut.
Intan menegaskan, seharusnya pemerintah mampu melakukan mitigasi yang terus berulang, sehingga tidak terjadi kelangkaan pasokan pangan dan lonjakan harga setiap tahunnya.
Ia berharap pemerintah dapat memperkuat hasil bumi Indonesia, sehingga hasil panen petani lokal dapat terserap dengan tinggi dan petani tidak membuang-buang hasil panennya.
Ia juga menyampaikan untuk meningkatkan penggunaan teknologi sehingga penyimpanan/cold storage komoditas pangan yang tidak tahan lama bisa menjadi buffer stock.
“Sejak akhir tahun 2021, mulai periode Nataru (Natal dan Tahun Baru), sejumlah komoditas pangan sudah mengalami kenaikan harga yang terus berlanjut hingga saat ini. Dan pemerintah harus segera menyelesaikannya karena ini sudah sangat dekat jelang Ramadan 2022,” pungkas legislator dapil Jawa Barat VI tersebut.