ASPEK.ID, JAKARTA – Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang konstruksi, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, kembali menunda rencana initial public offering (IPO) untuk dua anak usahanya.
Kedua anak usaha tersebut adalah PT Adhi Commuter Properti (ACP) dan PT Adhi Persada Gedung (AGP).
Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi dalam keterangannya pada webinar di Jakarta mengatakan, keputusan untuk menunda IPO tersebut karena imbas pandemi Covid-19.
Disebutkan, penundaan ini kembali terjadi setelah di tahun 2019 sebelumnya, ACP dan AGP juga ditunda untuk IPO.
“Dua IPO kita tunda ke tahun depan, karena situasinya begini,” katanya, Sabtu (10/10).
Selain harus menunda IPO 2 anak usahanya, penerbitan obligasi perusahaan pada 2019 juga tak mencapai target.
“Untuk bonds yang diterbitkan juga tidak mencapai target Rp 2 triliun tapi hanya Rp 1 triliun ini juga karena disebabkan oleh faktor ekonomi,” ucapnya.
Profil Adhi Karya
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi ini didirikan pada tahun 1960 dan awalnya bernama rchitecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Associatie N.V.) saat kepemilikikannya masih di bawah Belanda.
Namun sejak tanggal 11 Maret 1960, perusahaan di nasionalisasi dengan tujuan untuk memacu pembangunan infrastruktur di Indonesia. Bisnisnya termasuk layanan konstruksi, EPC, investasi infrastruktur, properti, dan real estate.
Terhitung sejak tanggal 1 Juni 1974, ADHI menjadi Perseroan Terbatas, berdasarkan pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia.
Perusahaan ini merupakan perusahaan konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (d.h. Bursa Efek Jakarta) sejak 18 Maret 2004, di mana pada akhir tahun 2003 negara Republik Indonesia telah melepas 49% kepemilikan sahamnya kepada masyarakat melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO).
Selain bergerak di bidang konstruksi, perusahaan juga bergerak d bidang terkait seperti bisnis EPC, dan Investasi untuk meningkatkan daya saing perusahaan dan kekuatan perusahaan di tengah tekanan persaingan dan perang harga pada tahun 2006.
Dalam operasionalnya, ADHI didukung oleh delapan divisi operasi yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri di samping anak-anak perusahaannya seperti Adhi Persada Beton, Adhi Persada Gedung, Adhi Persada Properti, Adhi Commuter Properti dan Dumai Tirta Persada.





















