ASPEK.ID, JAKARTA – Maskapai nasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan lonjakan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 384,34 juta atau Rp 5,55 Triliun (kurs: 14.439) pada kuartal I 2021.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan di Keterbukaan informasi BEI, Maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk. mengantongi total pendapatan US$ 353,07 juta atau Rp 5,10 Triliun hingga kuartal I/2021, turun 54,03 persen dibanding periode sama tahun lalu US$ 768,12 juta.
Menurunnya pendapatan Garuda Indonesia disebabkan karena merosotnya penerbangan berjadwal 57,49 persen menjadi US$278,22 juta, dari US$654,52 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara pendapatan dari usaha kargo dan dokumen masih tumbuh 34,93% menjadi US$ 94,87 juta.
Adapun total aset emiten berkode saham GIAA ini tercatat sebesar US$10,578 miliar per 31 Maret 2021, turun dari US$10,789 miliar di akhir tahun 2020.
Kemudian, total liabilitas per 31 Maret 2021 naik menjadi US$12,9 miliar, dari US$12,73 miliar. Adapun ekuitas perseroan tercatat negatif di kuartal I-2021, yaitu US$2,32 miliar, dari negatif US$1,94 miliar di 31 Desember 2020.