ASPEK.ID, JAKARTA – Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana meyakini, putusnya kerja sama antara Pepsi dengan PT Indofood Sukses Makmur Tbk tidak berimbas besar pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) maupun induk usahanya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
“Pendapatan paling besar masih dari divisi mi instan,” katanya dilansir dari Kontan, Minggu (6/10/2019).
Pada semester I-2019, produk mi instan berkontribusi 64%, dairy atau produk susu 18%, makanan ringan 6%, penyedap makanan 5%, minuman 4% dan segmen nutrisi dan makanan 2%.
Melihat pergerakan ICBP, saran Herditya, sebaiknya wait and see atau buy on weakness di Rp 11.800. Sedangkan Direktur Avere Investama Teguh Hidayat merekomendasikan profit taking bagi investor yang memiliki ICBP. Jumat (4/10), harga ICBP naik 0,2% di Rp 12.225 per saham.
ICBP menyatakan kerja sama PepsiCo dan ICBP berakhir karena jangka waktunya sudah berakhir. Kongsi bisnis ICBP dengan PepsiCo dilakukan lewat entitas usahanya PT Anugerah Indofood Beverage Makmur (AIBM) sejak lima tahun silam. AIBM mendapat lisensi eksklusif pembotolan atau exclusive bottling agreement (EBA) dari PepsiCo Inc.
Sekretaris Perusahaan Indofood CBP Sukses Makmur Gideon A. Putro mengatakan, selain jangka waktu kerjasama yang telah berakhir, AIBM dan PepsiCo tidak melanjutkan kerjasama karena alasan komersial.
Gideon memastikan, tidak ada dampak material terhadap pendapatan perusahaan. Tak hanya itu, setelah putusnya kerjasama ini, ICBP tetap akan mengembangkan kegiatan usaha di bidang minuman.
Gideon bilang, saat ini ICBP memiliki beragam portofolio produk yang meliputi produk teh siap minum, air minum dalam kemasan serta minuman rasa buah yang dipasarkan menggunakan merek Ichi Ocha, Club da Fruitamin.