ASPEK. ID, JAKARTA – Emiten farmasi BUMN, PT Kimia Farma Tbk (KAEF)berencana menambah modal melalui mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Jumlah saham yang ditawarkan perseroan sebanyak 1,57 miliar unit saham setara 22,14% saham yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
Aksi korporasi ini akan diputuskan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 18 September 2019. Dengan asumsi harga per lembar saham baru, pada harga penutupan hari ini Rp 3.080/unit, maka Kimia Farma berpotensi menghimpun dana sebesar Rp 4,86 triliun.
Rencana ini sebetulnya sudah dikemukakan Direktur Utama Kimia Farma, Honesti Basyir beberapa waktu lalu. Pasalnya, emiten dengan kode saham KAEF tersebut membutuhkan pendanaan untuk pengembangan bisnis perseroan ke depan.
Melalui rights issue, kata Honesti, akan meningkatkan porsi kepemilikan saham publik yang saat ini komposisinya baru mencapai 9,97% atau sebesar 554 juta lembar saham. Sedangkan, 90% saham KAEF atau setara 5 juta lembar saham dimiliki pemerintah Indonesia.
“Menurut kami floating share (saham publik beredar) di market sekarang itu masih perlu kita tingkatkan lagi menjadi 20-30%, kalau sudah mendapat persetujuan akan kita sampaikan,” kata Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir, beberapa waktu lalu.
Perkembangan terbaru yang disampaikan manajemen kepada otoritas bursa, dana dari hasil aksi korporasi ini rencananya akan dipakai untuk modal kerja, pengembangan usaha perseroan dan entitas anak.
Dampak dari rights issue ini bagi pemegang saham yang tidak menggunakan HMETD akan terkena dilusi atas persentasi porsi kepemilikannya di Kimia Farma dari jumlah maksimum sebesar 22,14% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
“Saham seri B yang ditawarkan melalui PHMETD dengan harga yang ditawarkan akan diumumkan kemudian di dalam prospektus dengan memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku,” tulis manajemen Kimia Farma, dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (13/8/2019).
Selain rights issue, sebelumnya, manajemen Kimia Farma sempat mewacanakan akan menerbitkan surat utang jangka pendek atau
atau medium term notes (MTN). Hanya saja, Kimia Farma belum merinci berapa nilai MTN yang akan diterbitkan perusahaan, sebab saat ini kajiannya masih dilakukan.
Nantinya, dana hasil penerbitan MTN akan dipakai memenuhi anggaran belanja modal (capital expenditures/capex) Kimia Farma yang diproyeksikan mencapai Rp 4,2 triliun sepanjang tahun 2019.
Pada Maret lalu, Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) sempat menyampaikan rencana penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue senilai Rp 2 triliun – Rp 3 triliun guna memperbesar pendanaan guna ekspansi bisnis.
Honesti menargetkan rights issue tersebut dapat diterbitkan tahun ini. Pembahasan mengenai rencana strategis tersebut masih dikaji lebih lanjut dengan pemerintah selaku pemegang saham dwiwarna (golden share) perseroan.