ASPEK.ID, JAKARTA – PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) memberikan penjaminan terhadap Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jatiluhur I.
Proyek ini merupakan merupakan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) SPAM regional antarprovinsi pertama di Indonesia dengan layanan meliputi DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Direktur Utama PT PII (Persero) M. Wahid Sutopo mengatakan penjaminan pada proyek tersebut diberikan selama 15 tahun untuk menjamin risiko gagal bayar dan terminasi.
Proyek SPAM Regional Jatiluhur I adalah proyek ke-32 yang mendapatkan skema penjaminan dari PT PII dan Proyek SPAM yang kelima setelah SPAM Umbulan, SPAM Bandar Lampung, SPAM Semarang Barat dan SPAM Pekanbaru.
“Skema penjaminan ini menambah keyakinan bagi para investor dan lembaga keuangan untuk berpartisipasi lebih aktif dalam pembangunan infrastruktur,” ujar Sutopo dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat. (19/2).
Dia menuturkan bahwa, PII sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan terus mendukung upaya pemerintah dalam mendorong percepatan pembangunan proyek-proyek infrastruktur.
Dalam situasi terkini, ketersediaan infrastruktur, khususnya yang terkait kesehatan, air minum dan sanitasi, diharapkan memberikan kontribusi dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19, selain sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional.
Proyek SPAM Regional Jatiluhur I merupakan proyek pembangunan dan pengoperasian sistem penyediaan air minum berkapasitas 4.750 liter per detik yang dilaksanakan dengan skema KPBU untuk jangka waktu kerja sama sampai dengan 27,5 tahun.
Total investasi dari proyek KPBU ini sebesar Rp 1,7 triliun, dengan masa kerja sama selama 30 tahun. Di mana 2,5 tahun merupakan masa konstruksi dan 27,5 tahun masa operasi.
Proyek ini akan digarap PT Wija Tirta Jaya Jatiluhur, konsorsium PT Jaya konstruksi Manggala Pratama Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Tirta Gemah Ripah. Direncanakan akan dimulai pada Agustus 2021 dan ditargetkan selesai pada Februari 2024.
SPAM ini akan memasok kebutuhan di wilayah DKI Jakarta, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi dan Kabupaten Karawang. Proyek diestimasikan mampu melayani sekitar 380.000 Sambungan Langganan (SL).
Kemudian untuk manfaat tidak langsung yaitu terdapat pada manfaat kesehatan melalui dampak dari peningkatan kualitas air yang diterima oleh pelanggan seperti adanya pengurangan morbiditas atau mortalitas terhadap penyakit yang disebabkan buruknya kualitas air.




















