ASPEK.ID, JAKARTA – Ketua DPP Partai NasDem, Syharul Yasin Limpo mengatakan bahwa partai besutan Surya Paloh itu tetap bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu diungkapkan oleh mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu kepada wartawan saat tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019) sekitar pukul 09.30 WIB.
Syahrul menyusul Sri Mulyani yang datang lebih dulu ke Istana Kepresidenan dan menghadap Presiden Jokowi. Ia mengaku mendapat panggilan langsung dari Kepala Negara.
“Saya sudah izin pak Ketua Umum Surya Paloh ya,” kata Syahrul kepada wartawan saat hendak memasuki Istana Kepresidenan.
Selain Syahrul, Siti Nurbaya Bakar yang juga Politisi Nadem juga terlihat hadir memenuhi panggilan Presiden. Artinya, sudah ada 2 wakil NasDem yang dipanggil.
Siti Nurbaya dihubungi oleh pihak Istana semalam. Namun ia belum mengetahui posisi yang akan dijabatnya di kabinet kerja Jokowi-Ma’ruf.
Sementara itu, pernyataan Syahrul hari ini, bertolak belakang dengan pemberitaan dalam 2 hari terakhir, dimana NasDem disebut-sebut akan keluar dari lingkaran koalisi dan menjadi oposisi pemerintah.
Hal itu menyusul pernyataan bernada khawatir Ketua Umum NasDem Surya Paloh terkait manuver sejumlah partai yang semula berada di kubu oposisi, akhir-akhir ini malah merapat ke koalisi dan bergabung di Kabinet Kerja Jilid II.
“Saya pikir hampir semua (partai oposisi merapat ke pemerintah),” ujar Surya Paloh kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Minggu (20/10/2019).
Disebutkan Surya Paloh, jika seluruh partai merapat ke koalisi pemerintah, maka negara tidak memiliki lagi demokrasi dan negara bisa berubah menjadi otoriter.
Ia pun menyebut bahwa NasDem siap menjadi oposisi, jika semua partai politik mendukung pemerintah.
“Kalau tidak ada lagi yang di oposisi, artinya demokrasi sudah selesai. Kalau tidak ada oposisi, negara sudah berubah menjadi otoriter atau monarki,” imbuhnya.