ASPEK.ID, JAKARTA – Salah satu anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) atau Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), kembali memproduksi pupuk subsidi menyusul adanya supply gas.
Hal ini semakin menjamin ketersediaan komoditas penting pertanian tersebut di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Sebelumnya, pabrik Pupuk Iskandar Muda terpaksa menghentikan operasionalnya karena terkendala pasokan gas yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan pupuk.
Pabrik Pupuk Iskandar Muda sempat tidak memproduksi pupuk urea hampir satu bulan karena terkendala bahan baku gas yang dipasok dari PT Perta Gas Niaga (PTGN).
“Pabrik PIM kembali beroperasi setelah mendapatkan suplai gas dari beberapa sumber, termasuk dari PT Medco E&P Indonesia dari Blok A di Aceh Timur sejak 4 Juli lalu,” kata Vice President Humas PIM, Nasrun sebagaimana dilansir laman Antara, Senin (12/7).
Pupuk Iskandar Muda, lanjut Nasrun, berkomitmen menjadi perusahaan pupuk dan petrokimia yang kompetitif dengan kembali beroperasi dan produksi secara berkelanjutan.
“Dengan beroperasi pabrik pupuk PIM, maka akan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Indonesia, khususnya Aceh, dan juga ketersediaan pupuk subsidi lebih terjamin dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” katanya.
Pupuk Iskandar Muda pada tahun 2021 menyiapkan produksi pupuk urea subsidi sebanyak 460,4 ribu ton guna mendukung program kedaulatan pangan pupuk di sejumlah provinsi di Sumatera dan Kalimantan.
Adapun pupuk urea bersubsidi tersebut akan disalurkan untuk Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Profil PT PIM
PT Pupuk Iskandar Muda atau dengan nama lain PT PIM adalah anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang industri pupuk urea dan industri kimia lainnya.
PT PIM merupakan pabrik pupuk urea pertama di Indonesia yang dibangun oleh putra-putri Indonesia dengan kontraktor nasional PT Rekayasa Industri, sebagai proyek berskala besar pertama yang dipercayakan Pemerintah kepada kontraktor nasional.
Penetapan lokasi pembangunan pabrik PT PIM di Lhokseumawe – Aceh Utara berdasarkan faktor kesediaan cadangan gas bumi sebagai sumber bahan baku, fasilitas water intake dan adanya sarana pelabuhan sebagai tempat bongkar muat peralatan pabrik, serta letak yang sangat strategis bagi negara tujuan ekspor.
Pembangunan Pabrik PIM-1 selesai tahun 1984 dengan total investasi sebesar US$ 308,4 juta, sedangkan Pabrik PIM-2 selesai dibangun pada tahun 2005 dengan total investasi sebesar US$ 310,2 juta.