ASPEK.ID, JAKARTA – PT PELNI mendapatkan penugasan tol laut rute T-1 Belawan-Lokseumawe-Malahayati-Sabang dan Tapaktuan. Penugasan tersebut sebagai upaya membangun konektivitas jalur laut dari Belawan ke pulau terdepan Indonesia, yaitu Pulau sabang.
Penugasan rute T-1 ini dilayani dengan KM. Caraka Jaya Niaga (CJN) III-32 berkapsitas 115 kontainer. Kapal buatan dalam negeri tersebut telah disiapkan PELNI di Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara dan siap memfasilitasi para pengusaha dari Sumatera Utara dan pengusaha Aceh yang akan mengirimkan barang dari Belawan, Malahayati, Banda Aceh hingga ke Pulau Sabang secara langsung.
“Kapal tol laut rute Natuna sangat dibutuhkan karena melayani rute terpencil, tertinggal, terdepan dan perbatasan (T3P) seperti Natuna dan sekitarnya”, sebut Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT. PELNI (Persero) Yahya Kuncoro, Rabu (4/9/2019).
PELNI juga mendapat penugasan rute tol laut T-3 dari Tanjung Priok-Tanjung Batu-Tarempa-Natuna-Midai-Serasan-kembali ke Tanjung Priok. Muatan balik rute T-3 mengangkut kopra dan ikan laut dari Tarempa, Natuna dibawa ke Jakarta.
Setiap 2 minggu sekali rute Tanjung Priok-Natuna yang dilayani dengan KM. Kandhaga Nusantara 10 ini muatan baliknya selalu terisi.
“Ada sekitar 15 kontainer berpendingin diangkut kapal tol laut dari Natuna. Bisa menggerakkan ekonomi daerah T3P”, lanjutnya.
Untuk rute Belawan-Lokseumawe-Malahayati-Sabang dan Tapak Tuan PELNI telah menyiapakan 1 kapal. PELNI terus berupaya menjalin komunikasi dengan Pemerintah Daerah di daerah tujuan tol laut untuk sosialisasi dan memberikan pemahaman kepada pemda dan para pengusaha daerah untuk memnafaatkan tol laut sebagai solusi menekan disparitas harga di daerah T3P.
“Minggu lalu, kami membawa 10 kontainer milik PT Trans Continent yang sedang membangun gudang di Kawasan Industri Aceh di Ladong Aceh Besar dari Belawan ke Pelabuhan Malahayati Aceh Besar,” jelas Yahya.