ASPEK.ID. JAKARTA – Indonesia saat ini sedang fokus mengembangkan 10 destinasi baru setingkat Bali. Tujuannya, untuk mengejar ketertinggalan dengan Thailand. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman), Indonesia juga masih jauh tertinggal.
“10 destinasi baru ini menjadi prioritas dalam menarik wisatawan dalam dan luar negeri,” ungkap Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Hiramsyah S Thaib dalam Serial Diskusi Publik ABe Talks: ‘The Role of Tourism in Pursuing The Indonesian Dream of 2030′ di The Atjeh Connection Sarinah, Jakarta, Kamis (17/10).
Hiramsyah menuturkan, 10 destinasi wisata prioritas itu adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, Morotai serta Borobudur.
Dari 10 Bali Baru itu, 4 destinasi berstatus KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) yaitu KEK Pariwisata Tanjung Lesung Banten, KEK Pariwisata Mandalika, NTB, KEK Pariwisata Morotai, Maluku Utara dan KEK Pariwisata Tanjung Kelayang, Belitung. Lalu, 3 destinasi telah memiliki Badan Otoritas Pariwisata, yaitu: Danau Toba, Sumatera Utara, Borobudur dan Labuan Bajo, Flores.
Dari 10 destinasi plus satu destinasi tambahan, yakni Likupang, pemerintah saat ini sedang gencarnya melakukan pembangunan infrastruktur sebagai penunjang kawasan.
“Infrastruktur dibangun dalam konteks mendukung sektor. Dia hanya bisa memberikan manfaat dan multiple effect yang besar jika mendukung sektor,” kata Hiramsyah.
Disebutkan, dipilihnya pariwisata sebagai ekonomi utama bukan tanpa sebab. Hiramsyah menuturkan Indonesia cukup kesulitan jika harus menghadapi negara lain yang sudah memiliki keunggulan pada masing-masing sektor. Jika suatu negara harus memiliki sektor unggulan dalam mengangkat devisa, maka parawisata dan ekonomi kreatif bisa menjadi inti perekonomian Indonesia.
“Indonesia adalah negara dengan kekayaan alam dan budaya terbaik di dunia. Kita punya 17 ribu pulau dan 800 etnik suku bangsa. Modalnya sudah given dari yang maha kuasa,” ungkapnya dalam diskusi yang dipandu oleh Ahmad Bambang (Corporate Management Expert) sebagai Tuan Rumah,
Pemerintah juga menargetkan jumlah wisman Indonesia bisa terus meningkat. Termasuk melewati negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Malaysia dalam mendatangkan wisatawan. Indonesia punya peluang, secara grafik ada tren yang terus membaik, apalagi didukung adanya 10 destinasi wisata baru setingkat Bali.
Tahun 2006, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia hanya ada 6,32 juta kunjungan. Pada 2018 lalu mencapai 15,81 juta kunjungan. Sedangkan pada 2018, Thailand kedatangan 38 juta kunjungan wisman, dan tahun 2019 ditargetkan 41 juta kunjungan.
“Thailand serius dalam pariwisata sejak 30-40 tahun lalu. Namun kita tetap optimistis melewati capaian mereka,” pungkas Hiramsyah yang tampil sebagai narasumber bersama Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional, Dr Arif Budimanta.