ASPEK.ID, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan bahwa sinergi antar BUMN akan dilakukan untuk percepatan rencana pembangunan kawasan Pelabuhan Benoa.
Nilai investasi yang digunakan untuk biaya pengembangan Benoa Maritime Tourism Hub disebutkan Erick Thohir sebesar Rp 5,3 triliun.
Jumlah nilai investasi tersbut berasal dari cash flow di Kementerian BUMN, baik PT Pelindo III maupun BUMN yang lain sebesar Rp 4,2 triliun serta sisanya dari Penyertaan Modal Negara (PMN).
“Pelindo III tidak akan mampu membangun sendiri, butuh sinergi BUMN dan swasta dalam rencana pembangunan ini,” kata Erick Thohir saat meninjau pengembangan Benoa Maritime Tourism Hub di Nusa Dua, Bali, Jum’at (14/2).
Selain menggelar rapat koordinasi dengan beberapa Kementerian terkait, Erick juga mengundang seluruh anggota Komisi VI DPR RI dan juga beberapa Direktur Utama BUMN.
Rapat ini juga melibatkan Kementerian Perhubungan, Kementerian ATR/BPN, Kementerian Parekraf, Kementerian Keuangan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian ESDM dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dalam rapat tersebut Erick mengatakan Pemerintah sangat fokus mengembangkan kawasan Pelabuhan Benoa yang dikelola oleh Pelindo III, sebagai pintu masuk gerbang wisatawan melalui kunjungan kapal pesiar (Cruise) dan wisata maritime Indonesia.
Penataan kegiataan operasi dan pengembangan di Pelabuhan Benoa telah disepakati oleh 6 BUMN yaitu, PT Pertamina, PT Perikanan Nusantara, Perum Damri, Permodalan Nasional Madani, PT Wijaya Karya serta Indonesia Power.
Soal pengerukan, telah disepakati akan dikerjakan oleh 4 BUMN, yaitu PT Pertamina, PT Semen Indonesia, PT PLN dan PT Pupuk Indonesia.
Selain itu, juga ada perjanjian kerja sama pembangunan pelabuhan ikan baru bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan RI serta kerja sama operasi untuk pengelolaan TUKS Semen Gresik.