ASPEK.ID, JAKARTA – PT Garuda Tauberes Indonesia, salah satu cucu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, kembali menjadi pembahasan. Kali ini, pembahasan berbentuk sentilan datang dari Anggota DPR RI Komisi VII dari Fraksi PDIP, Ismail Thomas.
Saat melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (29/1/2020), Ismail pada awalnya membahas tentang jumlah anak usaha PT Pertamina (Persero) yang berjumlah 140 perusahaan.
Wakil Bupati Kutai Barat periode 2001-2006 dan Bupati Kutai Barat periode 2006-2016 ini mengaku khawatir, dengan jumlah yang sebanyak itu, ada anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di luar inti usaha induk perusahaan.
“Apa benar jumlahnya segitu? Di Garuda ada Garuda Tauberes Indonesia, saya khawatir jangan-jangan ada Pertamina Tauberes Indonesia,” kata Ismail.
Sebelumnya, nama cucu usaha maskapai penerbangan pelat merah ini mendadak jadi bulan-bulanan usai disinggung oleh Menteri BUMN Erick Thohir karena tidak diketahui bidang bisnisnya seperti apa, serta namanya yang sedikit unik.
“Cucu perusahaan Garuda Indonesia. Bayangin, PT Garuda Tauberes Indonesia,” kata Erick sembari tertawa panjang di kantor Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan RI beberapa waktu lalu.
Selang beberapa hari kemudian, inisiator sekaligus Direktur Teknologi Garuda Tauberes Indonesia, Gisneo Pratala pun menanggapi perihal pembahasan tentang perusahaannya oleh Menteri BUMN.
Dari segi namanya, Gisneo meyebutkan bahwa nama Tauberes sama sekali bukan asal-asalan seperti pemahaman yang selama ini publik terima, akibat ramianya pemberitaan yang justru dibuat tanpa menghubungi serta melakukan klarifikasi.
“Tauberes didirikan oleh anak-anak milenial, jadi timnya Tauberes isinya milenial semua umurnya 22 tahun sampai umur 38 tahun, jadi itu range umurnya,” kata Neo, sapaan akrabnya dalam wawancara dilansir laman Detik, Rabu (18/12/2019).
Dijelaskannya, Tauberes yang bisa disebut sebagai fasilitator logistik ini merupakan singkatan dari: T transportation, A airlines, U utilities, B beneficial, E effective, R reliable, E efficient dan S itu safe.
“Jadi, Tauberes sebenarnya kita memanfaatkan transportasi berdasarkan pesawat supaya membuat orang lebih untung, efektif, efisien, terjaga dan aman. Sampai diberitakan edan ada cucu Garuda Tauberes yang nggak jelas, nggak jelasnya di mana,” cetusnya.
Soal asset, Neo menjelaskan bahwa saat didirikan Tauberes hanya menghabiskan kurang dari Rp 2 miliar. Jumlah yang sedikit tentunya namun Neo menyinggung bahwa Tauberes tidak memiliki pesawat dan kurir tapi bisa bisa mengirim paket, kargo dan sebagainya.
Disebutkannya juga, beberapa waktu lalu ada investor dari luar negeri yang mau berinvestasi di Tauberes. Nilai investasi yang ditawarkan adalah Rp 2 triliun untuk 20% saham. Jika ditotal keseluruhan, berarti Tauberes sekarang memiliki nilai saham sebesar Rp 10 triliun untuk 100% saham.