ASPEK.ID, JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Rabu (22/1), mengangkat mantan Direktur Utama PT Industri Telekomunikasi Indonesia atau PT INTI, Irfan Setiaputra sebagai Direktur Utama.
Irfan Setiaputra diangkat sebagai Dirut Garuda Indonesia mengantikan Ari Askhara yang diberhentikan beberapa waktu lalu karena tersangkut kasus dugaan penyelundupan motor gede Harley Davidson dan sepeda Brompton.
Selanjutnya ada nama petinggi CT Corp, Dony Oskaria yang diangkat sebagai Wakil Direktur Utama yang akan mendampingi Irfan Setiaputra.
Di poisisi Komisaris Utama, ada nama Triawan Munaf. Kemudian, Chairal Tanjung diangkat sebagai Wakil Komisaris Utama untuk mendampingi Triawan Munaf.
Kemudian ada nama pengusaha Peter F. Giontha, lalu mantan Direktur Layanan Strategis dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia, Elisa Lumbantoruan serta Yenny Wahid.
Respon pun bermunculan. Salah satu yang disorot adalah penunjukan Yenny Wahid sebagai Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Yenni tak lain adalah putri kedua Presiden keempat Abdurahman Wahid alias Gus Dur.
Namun, wanita yang memiliki nama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh ini membantah penunjukan dirinya adalah langkah politis dan bagi-bagi jabatan. Ia menilai Menteri BUMN Erick Thohir, memiliki pertimbangan sendiri terkait kapasitasnya
“Ini bukan persoalan politik. Saya memahaminya sebagai sebuah kontribusi, bukan persoalan politik,” kata Yenny Wahid dilansi laman Tempo saat ditemui di Kemenko Polhukam di Jakarta, Kamis (23/1).
Yenni mengatakan, saat diminta menjadi Komisaris Independen, Erick Thohir meminta agar berkontribusi terhadap perbaikan Garuda dan dia merasa terpanggil sebagai warga negara, untuk memperbaiki citra maskapai kebanggaan Indonesia tersebut.
“Jadi kontribusi profesional yang harus diberikan untuk perbaikan Garuda ke depannya,” ujarnya.
“Saya sendiri mengelola beberapa perusahaan ya, walaupun tidak pernah gembar-gembor ke publik,” tambahnya.
Yenny menegaskan kembali bahwa jabatan dia adalah Komisaris Independen, yang berarti dia mewakili publik. Dengan jabatan itu, ia berjanji akan mewakili suara hati masyarakat untuk dimasukkan ke dalam pembahasan di internal Garuda Indonesia.
“Agar Garuda bisa memperbaiki kinerjanya ke depan, agar Garuda bisa memberikan pelayanan yang jauh lebih baik lagi untuk masyarakat, agar tiketnya bisa lebih murah, agar Garuda bisa lebih efisien,” imbuh dia.