ASPEK.ID, JAKARTA – Direktur Utama PP Presisi, Rully Noviandar mengatakan Kontrak baru PT PP Presisi Tbk (PPRE) mencapai 92% hingga Juli 2021 sebesar Rp3.387 triliun dari target total kontrak baru 2021 sebesar Rp3.674 triliun.
Pencapaian kontrak baru tersebut tumbuh 256 % dari pencapaian kontrak baru di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1.322 triliun.
“Pencapaian ini meningkatkan positioning Perseroan sebagai kontraktor jasa tambang nikel maupun main-contractor pada pekerjaan civilwork,” kata Rully, Kamis (5/8/2021)
Rully menjelaskan, pada Juli 2021, Perseroan menambah perolehan kontrak baru sebesar Rp584 miliar yang didapatkan antara lain dari Proyek Rehabilitasi Pamanukan – Palimanan (PUPR – non group) sebesar Rp66,564 miliar, Proyek Pekerjaan Jalan KIT Batang 1.4 (PP KSO – group) sebesar Rp 39,195 miliar.
Kemudian Proyek Pekerjaan Hauling Road Upgrading Biri – Biri (Weda Bay Nickel – non group) sebesar Rp51,490 miliar, Proyek Pekerjaan Jasa Hauling Nickel (Weda Bay Nickel – non group) sebesar Rp355,680 miliar, serta kontribusi dari Entitas Anak PT LMA pada Proyek Pembangunan Junction Cisumdawu 1 (PP – group) sebesar Rp42,072 miliar.
“Selain itu, competitiveness perusahaan juga meningkat dengan diperolehnya pasar-pasar baru diluar group sebesar 87 % dari total kontrak baru yang diperoleh hingga Juli 2021,” ujar Rully dikutip dari keterbukaan informasi BEI
Rully menambahkan, dengan didapat dan berjalannya dua pekerjaan besar pada jasa tambang nikel yakni jasa tambang nikel Morowali dan jasa tambang nikel di Weda Bay Nickel, Halmahera, peluang untuk meningkatkan pertumbuhan Perseroan sebagai kontraktor nikel tentunya semakin terbuka lebar.
Pencapaian kontrak baru tersebut juga merupakan upaya yang terus dilakukan Perseroan dalam melakukan diversifikasi pada jasa pertambangan, dengan terus meningkatnya komposisi kontribusi jasa tambang pada pencapaian kontrak baru.