ASPEK.ID, JAKARTA – PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA, mengirim 2 rangkaian kereta Diesel Multiple Unit (DMU) ke Filipina di Pelabuhan Jamrud Tanjung Perak Surabaya (30/11/2019).
Pengiriman kereta pesanan Philippine National Railways (PNR) ini merupakan ekspor batch 1 dari beberapa pesanan kereta yang dibuat di pabrik kereta api Madiun. Diperkirakan, DMU Filipina akan sampai di Pelabuhan Manila diperkirakan pada 7 Desember 2019.
DMU Filipina ini memiliki spesifikasi 1 rangkaian terdiri dari 3 kereta. Dengan deain kursi berhadap-hadapan menunjang kapasitas angkut penumpang untuk rute dalam kota, yakni antar Stasiun Tutuban ke Stasiun Alabang.
Nilai kontrak 2 Diesel Multiple Unit (DMU) tersebut yakni sebesar 485 Juta Peso atau setara dengan Rp 134 Miliar.
Selain 2 rangkaian DMU ini, PT INKA (Persero) juga sedang memproduksi pesanan dari Philippine National Railways lainnya antara lain 4 DMU dengan nilai kontrak 1 Miliar Peso atau Rp 296 Miliar serta 3 lokomotif dan 15 kereta penumpang dengan nilai kontrak 1,3 Miliar Peso atau Rp 362 Miliar.
Sehingga, total keseluruhan nilai kontrak yang diraih PT INKA (Persero) untuk pengadaan kereta Philippines National Railways berjumlah Rp 792 Miliar.
Profil Singkat PT INKA
PT INKA merupakan BUMN manufaktur sarana perkereta-apian pertama dan terbesar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Secara formal, PT INKA (Persero) berdiri pada tanggal 18 Mei 1981. Selanjutnya dilakukan penyerahan operasional pabrik kereta api oleh pihak PJKA pada tanggal 29 Agustus 1981.
Awalnya, PT INKA (Persero) berada dalam pembinaan teknis Departemen Perhubungan, kemudian dibawah Dewan Pembina Industri Strategis (DPIS) pada 1983, tahun 1989 dibawah Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) dan pada tahun 1998, pengelolaannya di bawah Menteri Pendayagunaan BUMN.
Pada tahun yang sama (1998), PT INKA menjadi anak perusahaan dari holding PT Bahana Pakarya Industri Strategis (BPIS). Menyusul dibubarkannya PT BPIS pada 2002, PT INKA berada dalam pengelolaan Kementerian BUMN hingga sekarang.