ASPEK.ID, JAKARTA – PT Barata Indonesia (Persero) mendukung pelaksanaan program strategis nasional, yakni proyek percepatan pembangunan kilang minyak milik PT Pertamina (Persero).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI melalui Keputusan Nomor 284/MBU/11/2019 telah menunjuk PT Barata Indonesia (Persero) menjadi anggota tim percepatan pembangunan kilang minyak milik PT Pertamina (Persero), berdasarkan informasi tertulis dilansir laman Antara di Jakarta, Jum’at (27/12).
Penugasan yang diterima oleh PT Barata Indonesia (Persero) beserta dengan beberapa perusahaan lain adalah menyelesaikan Proyek Kilang Minyak milik PT Pertamina (Persero) yang menjadi Program Strategis Nasional.
Perusahaan yang menjadi anggota antara lain PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Rekayasa Industri serta PT Tuban Petrochemical Industries. Barata Indonesia yang sebelumnya telah ditunjuk sebagai koordinator klaster industri manufaktur BUMN, karena dinilai memiliki kompetensi dan juga pengalaman panjang dalam pembangunan infrastruktur di bidang Oil and Gas.
Direktur Utama PT Barata Indonesia Fajar Harry Sampurno mengatakan industri manufaktur memang harus didorong untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas dalam mendukung pembangunan strategis seperti kilang dan industri berat lainnya sehingga dapat menciptakan efek multiplier dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
“Penugasan PT Barata Indonesia juga dilatarbelakangi oleh upaya pemerintah untuk meningkatkan persentase TKDN dalam Megaproyek Kilang Pertamina,” kata Fajar.
Tim percepatan pembangunan diharapkan dapat merampungkan Proyek Strategis Nasional Prioritas tersebut pada 2026 dalam rangka pencapaian produksi 2 juta barel per hari.
Sebelumnya, PT Barata Indonesia juga beberapa kali terlibat dalam beberapa proyek di sektor migas, diantaranya LPG Spherical Tank Pulau Layang 2×1500 MT, TBBM Tegal Cap. 14600KL, RFCC Pertamina UP IV Cilacap, Hanasudin Avtur Storage Integrated System, Fuel Tank RU V Balikpapan dan lain-lain.
Sementara di bidang komponen peralatan utama refinery Barata telah berhasil memproduksi Tanks, BFW Pre Heater, Water Cooled Condenser, LT Shift Converter, SS Clad Heat Exchanger, Decoke Drums,
CCR Platforming Reactor, Separator, dan komponen peralatan lainnya.
“PT Barata Indonesia berharap partisipasi perusahaan dalam Proyek Strategis Nasional ini dapat mendorong daya saing industri dalam negeri sekaligus dukungan perseroan dalam rangka kemandirian energi nasional,” pungkasnya.
Barata mengalami beberapa tahapan transformasi sejak berdiri. Berawal dari cikal bakal Perseroan NV BRAAT pada tahun 1924 hingga saat ini telah terjadi perubahan-perubahan yang cukup signifikan namun masih memiliki benang merah bidang usaha yang menjadi keunggulan bagi Perseroan.
Pada 2018, PT Barata Indonesia (Persero) berhasil meraih pendapatan Rp 3,65 trilliun, laba bersih Rp 67,8 miliar dengan total asset sebesar Rp 4,55 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 1,2 triliun.