Menteri BUMN Erick Thohir akan kembali menutup sejumlah anak-cucu usaha BUMN dalam waktu dekat. Hal itu dilakukan sebagai proses kelanjutan bersih-bersih perusahaan selama kepemimpinannya.
Menurutnya, langkah tersebut dilakukan karena masih ada perusahaan pelat merah dalam kondisi yang kurang sehat. Bahkan, dia telah melakukan pemetaan bagi BUMN yang sehat, sakit, hingga yang tak bisa diselamatkan.
“Saya tutup 133 anak-cucu, jadi mungkin nanti, Pak Wamen, bulan depan kita tutup lagi,” ujarnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Kamis (31/8).
Erick menegaskan, Ia akan menindak tegas bagi penyalahgunaan wewenang perusahaan BUMN yang mendirikan anak usaha bahkan cucu tanpa izin Kementerian dan menggerogoti keuangan induk.
“Kalau memang BUMN yang melahirkan anak-cucu tanpa izin atau pun BUMN yang punya anak cucu tapi menggerogoti filosofi kebersamaan kita bahwa BUMN bukan menara gading, tapi BUMN ekosistem membangun kebersamaan di tengah ekonomi kita yang terbuka bersama swasta, UMKM atau investasi,” jelasnya.
Erick menuturkan, masih dalam penyehatan perusahaan pelat merah dilakukan dengan cara restrukturisasi. Berbeda dengan penutupan atau pembubaran perusahaan, upaya ini diambil untuk menyelamatkan perusahaan pelat merah.
“Kalau kita lihat restrukturisasi Garuda yang waktu itu polemiknya sangat berat, tidak hanya ada kasus korupsi, tetapi juga bagaimana pada saat covid dan hari ini Garuda kita lihat laba sebelum pajak dan lain-lain sudah mencapai Rp 3 triliun, artinya Garuda sudah di arahnya yang benar,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, kesuksesan restrukturisasi juga dialami oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) yang menanggung utang puluhan triliun. Namun, hasil restrukturisasi dinilai sudah bisa memberikan dampak positif.
“Karena turunan dari pangan itu banyak sekali, apakah menjadi biofuel atau menjadi hal-hal yang lain,” pungkasnya.