ASPEK.ID, JAKARTA – PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) mengumumkan laporan keuangan untuk semester pertama tahun 2021 hari ini, Kamis, 29 Juli 2021.
Danamon mencatatkan pertumbuhan pada laba bersih setelah pajak sebesar 18% menjadi Rp 998 miliar dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 845 miliar.
Hal ini didorong oleh pertumbuhan 11% pada kredit di segmen Enterprise Banking yang terdiri dari segmen Perbankan Korporasi dan Perbankan Komersial, serta Institusi Keuangan.
Danamon juga membukukan pertumbuhan sebesar 10% pada giro dan tabungan yang menandakan struktur pendanaan Bank tetap baik.
“Pandemi masih belum usai dan terus memberikan dampak perekonomian yang tidak menentu, kami menerapkan sejumlah insiatif sejak pandemi seperti restrukturisasi kredit, secara proaktif meningkatkan provisi, dan memperkuat kolaborasi dengan MUFG untuk meningkatkan waralaba nasabah kami serta memberikan layanan tanpa batas terhadap ekosistem rantai nilai. Kami yakin inisiatif ini akan membuat kami berbeda dan menjadi lebih kuat pasca pandemi. Di usia kami yang tahun ini menginjak 65 tahun, Danamon terus berupaya meningkatkan layanan perbankan untuk mendukung dan memenuhi kebutuhan keuangan nasabah dan mitra. Mari bersama kita bergandeng tangan sehingga dapat melewati masa sulit ini dan dapat saling tumbuh bersama,” ujar Direktur Utama Danamon, Yasushi Itagaki.
Selama pandemi, Danamon tetap memastikan nasabah dan mitra dapat menikmati layanan perbankan dengan terus meningkatkan kualitas layanan dan mengembangkan infrastruktur digital.
Sejak awal pandemi, nasabah Danamon memiliki pilihan menggunakan layanan perbankan elektronik dan digital untuk kebutuhan dan kenyamanan bertransaksi seperti: Danamon Online Banking, SMS Banking, ATM, Call Centre, dan tentunya D-Bank PRO yang baru diperbarui.
Danamon terus berupaya mendukung upaya pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 dan berupaya keras menjaga keselamatan dan keamanan karyawan selama masa pandemi.
Peningkatan kuartal ke kuartal
Danamon mencatatkan beberapa peningkatan pada semester pertama 2021 dibandingkan dengan kuartal pertama. Peningkatan tersebut termasuk pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 6% pada kuartal kedua dibandingkan pada kuartal pertama menjadi Rp 3,5 triliun.
Selain itu, pendapatan non bunga pada kuartal kedua tahun 2021 juga mengalami peningkatan sebesar 5% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2021.
Pertumbuhan di segmen kunci
Kolaborasi yang kuat dengan MUFG terus menunjukan hasil positif dimana Danamon mencatatkan pertumbuhan 11% pada segmen Enterprise Banking yang terdiri dari segmen Perbankan Korporasi dan Perbankan Komersial, serta Institusi Keuangan.
Sejalan dengan perbaikan pada industri pembiayaan kendaraan bermotor, total pembiayaan baru Adira Finance di kuartal kedua 2021 meningkat 282% dibandingkan tahun sebelumnya atau mencapai sebesar Rp 6,4 triliun.
Pembiayaan baru Adira Finance tumbuh 356% YoY untuk roda dua dan 242% YoY untuk roda empat. Secara kuartalan, pembiayaan Adira Finance tumbuh sebesar 18%.
Pertumbuhan CASA
Giro dan tabungan (CASA) naik 10% menjadi Rp 68 triliun. Sedangkan rasio CASA mencatatkan kinerja baik menjadi 56,3% dari 53,2% di periode yang sama pada tahun sebelumnya karena peningkatan rekening tabungan yang bersifat granular. Struktur pendanaan yang baik ini membangun fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan kedepannya.
Permodalan yang kuat
Rasio kecukupan modal Bank Danamon (Capital Adequacy Ratio atau CAR) tetap menjadi salah satu yang terbaik di antara bank-bank dikelompoknya. CAR konsolidasian berada pada posisi 26,1%, sementara CAR bank only tercatat sebesar 26,5%.
Kualitas aset terjaga di bawah batas regulator
Rasio kredit bermasalah (gross nonperforming loans) berada pada level 3,0% yang masih berada di bawah batas maksimum regulator yaitu 5%. NPL membaik sebesar 120 basis poin dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang menunjukan Danamon senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas asetnya melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko yang ketat serta proses collection dan recovery kredit yang disiplin.
Rasio Biaya Kredit (cost of credit ratio) stabil pada tingkat 3,9% sementara kredit yang direstrukturisasi terus menurun. NPL coverage ratio sebesar 176,9% meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 117,2%.