ASPEK.ID, JAKARTA – PT Pertamina dan ExxonMobil Cepu Ltd dilaporkan telah menjalin kesepakatan untuk melakukan jual beli minyak mentah milik ExxonMobil yang berasal dari Blok Cepu.
Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, jual beli pertama dengan volume kurang lebih 600 ribu barel akan dilangsungkan pada 20 September 2019 mendatang.
Dikatakannya, tambahan minyak mentah dari Exxon ini dapat membantu Pertamina apabila pasokan minyak mentah dari Saudi Aramco tersendat karena penyerangan drone yang terjadi di salah satu ladang minyak terbesar Arab Saudi di Hijra Khurais dan fasilitas pemrosesan minyak mentah di dunia di Abqaiq kemarin.
Baca: Pertamina akan Jual Saham Blok Migas Raksasa RI
“Pertamina beli minyak Exxon nanti, dari Cepu. Sudah deal, tanggal 20 September nanti diresmikan pembelian pertama,” ujar Djoko di Jakarta, Senin (16/9).
Djoko juga menjelaskan, jika seandainya pasokan minyak mentah dari Saudi Aramco tersebut, hal tersebut justru menguntungkan karena bisa mengurangi impor.
“Kalau tidak terganggu, ya malah aman, mengurangi impor kan jadinya,” timpalnya.
Pada awal semester pertama kemarin, Pertamina sempat melakukan negosiasi dengan ExxonMobil untuk pembelian minyak jatah perusahaan migas asal Amerika Serikat itu di Blok Cepu namun tidak mencapai kesepakatan.
Baca: Semester 1-2019, Pertamina Raup Laba Rp 9,4 Triliun
Pertamina membeli minyak mentah jatah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam negeri menyusul diterbitkannya Peraturan Menteri ESDM No 42 Tahun 2018 tentang Prioritas Pemanfaatan Minyak Bumi Untuk Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri. Total volume minyak mentah yang telah dibeli perseroan dari 39 KKKS hingga awal Agustus kemarin mencapai 123,6 ribu barel bph.
Pertamina (dulu bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara) atau nama resminya PT Pertamina (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia.
Pada semester 1-2019, Pertamina berhasil mencetak laba bersih sebesar US$660 juta atau setara Rp 9,4 triliun pada semester 1-2019, atau meningkat sebesar 112% jika dibandingkan periode sebelumnya sebesar US$311 juta (Rp 4,4 triliun).
Masuknya Pertamina ke dalam daftar Fortune Global 500 yaitu pada peringkat 175 turut membuktikan pencapaian tinggi Pertamina saat ini. Peringkat ini lompat 78 peringkat dibandingkan tahun sebelumnya yang ada di peringkat 253.