Layanan mesin ATM di perbankan kian berguguran seiring dengan pesatnya pertumbuhan penggunaan layanan digital seperti mobile banking. Catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ratusan terminal perbankan termasuk ATM berguguran dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.
Kondisi ini menyusul penutupan sejumlah kantor cabang yang telah dilakukan terlebih dahulu. Berdasarkan data Surveillance Perbankan Indonesia yang dirilis OJK baru-baru ini, bank umum konvensional memiliki jaringan perbankan sebanyak 119.272 unit. Jaringan bank ini terdiri dari kantor cabang, kantor wilayah, hingga terminal perbankan elektronik seperti mesin ATM, CDM, dan CRM.
“Dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, terdapat penurunan sebanyak 466 jaringan kantor, dengan penurunan terbanyak pada terminal perbankan elektronik ATM/CDM/CRM,” tulis OJK yang dikutip Rabu (4/10/2023).
Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, terjadi penurunan 4.143 jaringan perbankan di Indonesia. Pada kuartal II/2022 bank umum konvensional masih memiliki 123.415 unit jaringan. Pada kuartal II/2023, bank umum konvensional juga memiliki 91.516 terminal perbankan ATM/CDM/CRM.
Kemudian, terjadi penyusutan 256 unit dalam kurun waktu tiga bulan atau dibandingkan kuartal sebelumnya. Sementara, dalam setahun, jumlah mesin ATM itu berkurang 2.934 unit.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) transaksi pembayaran via kartu termasuk kartu ATM pun kian ditinggalkan. Nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit per Agustus 2023 turun 6 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp679,16 triliun.
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan BNI memang terus mengembangkan layanan digitalnya guna memudahkan nasabah dalam memenuhi kebutuhan perbankan.
“Kami terus memperluas layanan untuk membantu memberikan solusi mulai dari transaksi dasar hingga keuangan investasi dan remitansi,” katanya.