ASPEK.ID, JAKARTA – Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Agung Budi Waskito menyebutkan selama dua tahun pihaknya memasok unibridge untuk proyek konstruksi di Philipina.
Unibridge merupakan alat yang digunakan dalam proyek konstruksi serta upaya ekspor produk dalam negeri untuk memperluas pasar perusahaan ke kancah global.
Wika kembali menargetkan akan mengekspor Unibridge ke Filipina pada 2021. Secara dominan Unibridge difokuskan untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia. Misalnya, pembangunan proyek Jembatan di Jawa Timur dan jumlah ruas jalan tol.
“Sudah ada yang dipasang di Jawa Timur. Kemudian sudah sampai ekspor ke Filipina. Sudah berjalan. Dan ke Filipina ada juga saat ini yang dalam tahap bidding,” ucap Agung, Jumat (7/5/2021).
Agung menyatakan unibridge lebih unggul daripada alat konvensional lainnya. Dia mencontohkan, jika menggunakan alat konvensional dalam pembangunan jembatan, maka kontraktor membutuhkan waktu hingga 10 hari untuk menyambungkan dua balok yang terpisah.
Sementara Unibridge hanya butuh maksimal 7 hari saja. Dengan begitu, keunggulan Unibridge adalah efisiensi waktu atau kecepatan dan biaya. Biaya lebih murah dari alat konvensional.
Agung menyebut, harga Unibridge biasanya disesuaikan dengan permintaan. Misalnya, panjang Unibridge di kisaran 40-60 meter akan berbeda dengan ukuran lainnya.
“Jembatan (Unibridge) ini betul-betul unik. Pertama, lebih murah dari konvensional. Dua, waktunya bisa lebih cepat dari segi pengerjaan. Unibrigde ini adalah pengganti balok penyambungan,” ungkapnya.